Jakarta –
Eceng gondok dianggap sebagai gulma di perairan. Namun, di tangan tim kolaborasi Fakultas Teknik serta Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro (Undip), eceng gondok jadi bahan utama inovasi keramik yang dapat meredam kebisingan hingga 90 persen.
Inovasi ini tak cuma mengatasi masalah pertumbuhan eceng gondok, tetapi juga menawarkan solusi mengurangi kebisingan di area perkotaan. Terobosan Hexagonal Ceramic Interlocks (Hexara Ceramics) ini merupakan hasil kerja sama program Kedaireka 2023-2024 yang melibatkan tim gabungan prodi Arsitektur, Teknik Kimia, dan Bisnis Digital Undip bersama industri.
Penelitian ini sendiri dipimpin Prof Dr Ir Erni Setyowati, MT dengan Prof Dr Ing Ir Silviana, MT, dan Ardiaz Ajie Aryandika, MBA. Mereka mengekstrak selulosa dari eceng gondok lalu mengolahnya jadi bahan campuran keramik dengan kemampuan meredam suara.
Keramik tersebut juga mempunyai ketahanan terhadap suhu ekstrem, kemampuan isolasi panas yang unggul, juga kekuatan mekanik yang tinggi.
Hexara Ceramics adalah material keramik dinding fungsional yang berbentuk heksagonal dan mempunyai sistem kunci unik yang memungkinkan dapat terkunci satu sama lain tanpa adesif tambahan. Ini memungkinkan instalasi yang lebih mudah dan mengurangi pemakaian bahan kimia yang dapat merusak lingkungan.
Keramik tersebut sudah digunakan di beberapa gedung. Khusus di Undip diimplementasikan di Muladi Dome, Gedung Prof Soedarto, dan Gedung Art Center. Inovasi ini juga disebut memiliki ketahanan tinggi terhadap cuaca dan korosi, sehingga mempunyai umur pakai lebih lama dibandingkan bahan konstruksi lainnya.
Maka, keunggulan-keunggulan yang ditawarkan di antaranya instalasi yang mudah dengan sistem interlocking heksagonal, ramah lingkungan, ketahanan terhadap cuaca dan korosi, serta bentuk heksagonal yang unik. Informasi mengenai riset ini juga dapat dilihat melalui www.cecraundip.com.
(nah/pal)