Jakarta –
Jadi orang pertama asal Indonesia, Dr rer nat Yudha Prawira Budiman SSi MSc berhasil menerbitkan studi di jurnal bidang kimia terkemuka di dunia, Chemical Reviews. Studi yang diterbitkannya berjudul “Applications of Transition Metal-Catalyzed ortho-Fluorine-Directed C-H Functionalization of (Poly)fluoroarenes in Organic Synthesis” terbit pada 2 April 2024 lalu.
Dosen dan peneliti Laboratorium Kimia Anorganik Departemen Kimia Universitas Padjadjaran itu merupakan penulis utama pada artikel tersebut. Tak sendiri, ia juga dibantu oleh sederet peneliti terkemuka dalam karya ilmiah ini.
Isi Penelitian
Melalui studinya, sosok yang akrab dipanggil Yudha ini membagikan fakta peredaran obat di pasaran saat ini. Dijelaskan sekitar 20 persen obat-obatan yang dipasarkan mengandung fluorine.
Tidak hanya di Indonesia, sebanyak 1/3 obat-obatan top dunia juga mengandung unsur tersebut. Padahal dalam proses pengolahannya, fluorine dapat menghamburkan sumber daya dan menghasilkan limbah dengan kuantitas yang besar.
Bersama rekan-rekannya, Yudha mengonversi fungsionalisasi suatu senyawa yang mengandung fluorine menjadi aneka ragam gugus fungsi. Konversi ini dilakukan menggunakan katalis.
“Itu akan menghemat biaya, energi, limbah, dan material yang digunakan,” ungkap Yudha dikutip dari laman resmi Unpad, Senin (18/11/2024).
Dengan proses konversi fungsionalisasi fluorine ini, Yudha berharap bisa membantu industri dalam aspek keberlanjutan (sustainability). Sehingga bukan hanya bermanfaat sebagai obat, tapi limbah yang dihasilkan tidak ikut membuat bumi ‘sakit’.
Yudha juga berharap hasil studinya juga bisa dimanfaatkan oleh pihak industri. Baik farmasi, kimia, atau elektronik.
“Harapannya, ini bisa dipakai oleh industri, baik industri farmasi, kimia, atau elektronik,” ucap Yudha.
Tips Tembus Jurnal Dunia ala Yudha
Satu tips yang bisa diberikan Yudha untuk menembus jurnal bereputasi dunia adalah membangun jejaring pendukung yang kuat. Hal ini terlihat dari penulis lain yang ada pada artikel Yudha.
Mereka adalah peneliti-peneliti terkemuka di bidang kimia, termasuk Robin Perutz. Robin Perutz adalah peneliti terdepan di bidang kimia dunia dan anak dari pemenang Nobel Kimia, Max Perutz.
“Yang pertama harus membangun link dengan profesor ternama,” katanya.
Selain jejaring, seorang peneliti harus terus meningkatkan kompetensinya. Karena proses tinjauan internal yang dilakukan para penulis sangatlah ketat. Diproses ini, keahlian seorang peneliti kepada koleganya ditampilkan.
Untuk itu seorang peneliti tidak boleh malas membaca. Dengan membaca, peneliti akan memutakhirkan pengetahuannya.
“Karena ilmu terus berkembang, kalau kita tidak membaca, artinya kita tidak mengikuti perkembangan itu,” tambahnya lagi.
Wujudkan Mimpi Tembus Jurnal Chemical Reviews
Chemical Reviews merupakan jurnal terkemuka dunia yang menjadi impian Yudha selama menjadi peneliti. Ia merupakan lulusan S2 dari King Abdul Aziz University, Arab Saudi dan melanjutkan S3 di di The Julius Maximilians University of Würzburg, Jerman.
Saat berkuliah S3, impiannya menjadi penulis jurnal top dunia mulai terlihat realistis. Ia sempat menulis untuk Journal of the American Chemical Society (JACS). Tapi keberhasilan itu tidak membuatnya puas.
“Kalau bidang riset, JACS itu nomor satu. Tapi secara umum, Chemical Reviews itu nomor satu. Saya punya mimpi waktu itu adalah, harus bisa tembus ChemRev,” ujarnya.
Kini akhirnya impian itu benar-benar terjadi melalui studi tentang fungsionalisasi fluorine. Dengan pencapaian ini, ia berharap bisa mendorong peneliti Unpad lainnya berkarya di lingkup global.
Yudha juga mengharapkan agar mahasiswa memiliki rasa bangga terhadap almamater Unpad. Untuk itu, segera tepis jauh rasa minder dan berkarya setinggi-tingginya.
“Timbul kepercayaan diri bahwa Unpad itu bisa menjadi universitas terbaik, dengan menghasilkan riset-riset terbaik yang diakui dunia,” pungkas Yudha.
(det/nwy)