Jakarta –
Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia (PPID) telah memilih koordinator periode 2024-2025. Dia adalah Marhadi, dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Riau (Unri) yang sedang menempuh S3 di Hungarian University of Agriculture and Life Sciences MATE.
Terpilihnya Marhadi sebagai Koordinator PPID 2024-2025 termasuk agenda utama event tahunan PPID yakni Kongres Pelajar Dunia dan Symposium Internasional ke XVI di Budapest Hungaria yang digelar pada 21-24 Agustus 2024, demikian rilis yang diterima, Sabtu (24/8/2024).
Dalam pemilihan ini ada 2 calon yang berkompetisi yakni Marhadi dari PPI Hungaria dan Zulqadri Ansar dari PPI Jerman. Ada 65 PPI negara yang memiliki hak suara untuk memilih Koordinator PPI Dunia. Namun hanya 51 PPI Negara yang menyerahkan surat mandat dan mengirimkan delegasi utama pada simposium ini. Pemilihan dilakukan secara voting dengan hasil perhitungan Marhadi memperoleh 33 suara dan Zulqadri Ansar mendapatkan suara 18 suara.
Marhadi terpilih sebagai koordinator PPI Dunia 2024-2025 Foto: (Dokumentasi PPI Dunia)
|
Hasil voting ini menunjukkan bahwa Marhadi mendapatkan suara terbanyak dan ditetapkan sebagai Koordinator Terpilih PPI Dunia periode 2024-2025. Marhadi pernah menjabat sebagai Ketua umum PPI Hungaria dan Wakil Koordinator PPI Dunia periode 2023/2024.
Dalam pemaparan visi dan misi, Marhadi mengusung visi “Membangun komunitas pelajar dunia yang inklusif, kompetitif, dan berkelanjutan untuk mewujudkan Indonesia Emas, dengan memupuk nilai akademis, sosial, dan etika, serta siap berkontribusi positif bagi masyarakat global”.
“Visi ini menekankan pembentukan sebuah komunitas global yang terdiri dari pelajar Indonesia yang tersebar di berbagai negara. Tujuannya adalah untuk mempererat hubungan dan solidaritas di antara para pelajar, di mana pun mereka berada. Komunitas yang dibangun oleh PPI Dunia harus terbuka untuk semua orang, tanpa memandang latar belakang, asal daerah, atau perbedaan lainnya,” tutur Marhadi.
Tujuannya, lanjut Marhadi, adalah menciptakan lingkungan yang menghargai keberagaman dan menjunjung tinggi toleransi. Visi ini juga menekankan pentingnya menciptakan komunitas yang mampu bersaing di tingkat global. Ini berarti pelajar Indonesia harus memiliki keterampilan dan pengetahuan yang cukup untuk bersaing secara efektif di berbagai bidang, baik akademis maupun nonakademis.
Menurut Marhadi, ada beberapa tantangan pelajar Indonesia dalam menempuh pendidikannya di luar negeri seperti:
1. Keragaman budaya dan bahasa. PPI Dunia mewakili pelajar Indonesia yang tersebar di berbagai negara, masing-masing dengan budaya, bahasa, dan sistem pendidikan yang berbeda.
“Mengelola keragaman ini merupakan tantangan besar, terutama dalam membangun rasa persatuan dan solidaritas di antara para anggotanya. Pelajar harus beradaptasi dengan norma-norma sosial dan budaya yang berbeda, yang dapat mempengaruhi interaksi dan integrasi mereka dengan masyarakat lokal serta anggota PPI lainnya,” tuturnya.
2. Kolaborasi dan jaringan internasional. Tantangan dalam membangun jaringan dan kolaborasi internasional, baik dengan sesama pelajar Indonesia maupun dengan komunitas internasional, termasuk organisasi pelajar dari negara lain, lembaga akademik, dan institusi pemerintah.
“Perlu adanya strategi untuk meningkatkan kehadiran dan pengaruh PPI Dunia dalam forum-forum internasional guna memperjuangkan kepentingan pelajar Indonesia. Keberagaman kompetensi yang dimiliki oleh Pelajar Indonesia di luar negeri merupakan keunggulan sumberdaya manusia bagi PPI Dunia. PPI Dunia harus mampu mengakomodir dan menghimpun semua potensi ini untuk menjadi daya dukung bagi pembangunan Indonesia menuju Indonesia Emas 20245,” imbuhnya.
Simposium Internasional berlangsung sampai hari Sabtu tanggal 24 Agustus 2024 di Budapest Hungaria. Acara Simposium Intersional ke XVI ini dibuka secara resmi oleh Kepala Staf Kantor Presiden (KSP) Republik Indonesia Jend TNI (purn) Dr H Moeldoko yang juga sebagai keynote speaker. Selain Kepala KSP, simposium internasional ini juga dihadiri oleh Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja, SH LLM dan Komisioner KPU Betty Epsilon Idroos serta Deputi 1 Kantor Staf Presiden RI Febry Calvin Tetelepta.
Selain memilih Koordinator PPI Dunia periode 2024-2025, Simposium Internasional ini juga memilih dan menetapkan PPI Turki sebagai tuan rumah pelaksanaan Simposium Internasional tahun 2025.
(nwk/nwk)