Jakarta –
Thailand akan melarang study tour yang tidak perlu bagi para siswanya. Aturan ini muncul usai bus sewaan yang membawa rombongan study tour Sekolah Wat Khao Phraya Sangharam terbakar, menewaskan 20 murid serta 3 guru pada Selasa (1/10/2024).
Menteri Pendidikan Pol Jenderal Permpoon Chidchob mengatakan jika sekolah perlu mengatur study tour dengan matang. Sekolah diminta untuk memisahkan anak-anak yang lebih kecil dari siswa yang lebih tua.
Ia mengatakan guru atau orang tua juga harus mendampingi anak-anak kecil dalam study tour. Adapun perjalanan tersebut harus dilakukan di dalam provinsi.
Tidak Sepenuhnya Melarang Study Tour
Dalam Nation Thailand, Permpoon mengatakan ia tidak sepenuhnya melarang study tour karena kegiatan tersebut diperlukan untuk pembelajaran anak-anak. Namun, ia menegaskan jika sekolah perlu memastikan agar bus yang digunakan untuk perjalanan tersebut memenuhi semua standar keselamatan.
Permpoon menambahkan bahwa Kantor Komisi Pendidikan Dasar akan memastikan bahwa guru yang tewas menerima semua fasilitas kesejahteraan dan tunjangan yang menjadi haknya. Kantor tersebut juga akan menanggung biaya pemakaman dan membayar tunjangan untuk merawat orang tua mereka.
Hasil Investigasi Kebakaran Bus Study Tour
Dalam kebakaran bus yang tragis itu, 137 siswa berusia 6 hingga 15 tahun dan 15 guru sedang dalam perjalanan ke Wat Phra Si Sanphet di Ayutthaya dengan tiga bus. Menurut Khaosod English, insiden tersebut terjadi dalam perjalanan menuju pameran yang diselenggarakan oleh Otoritas Listrik Provinsi di Nonthaburi. Jarak dari Uthai Thani ke Pathum Thani adalah 264 km.
Hasil investigasi awal menunjukkan bahwa bus yang terlibat dalam insiden tersebut terdaftar dengan plat nomor tahun 1970. Meskipun bus tersebut telah dimodifikasi dan tampak relatif baru dari luar, catatan juga menunjukkan bahwa pihak berwenang tidak diberitahu bahwa bus tersebut telah dimodifikasi.
Kantor Transportasi Provinsi Sing Buri memberikan informasi bahwa tangki gas tersebut telah digunakan selama 15 tahun dan akan kedaluwarsa pada tahun 2026. Pintu darurat terakhir kali diperiksa pada tanggal 23 Mei 2024 dan ditemukan dalam kondisi baik dan berfungsi normal. Pada saat kejadian, pukul 12:07 siang, kendaraan tersebut melaju dengan kecepatan 81 km/jam.
Perdebatan Parlemen Thailand
Di Parlemen, mereka mempertimbangkan mosi mendesak untuk mempelajari pendekatan, memberikan pendapat, dan meningkatkan standar untuk mencegah insiden semacam itu. Sebagian besar perdebatan difokuskan pada kekurangan dalam inspeksi keselamatan publik dan pertimbangan tentang tingkat siswa mana yang seharusnya diizinkan untuk melakukan study tour.
Mantan ketua Komisi Pendidikan Dasar Ekachai Kisukphan menjelaskan bahwa tujuan study tour adalah untuk meningkatkan pengalaman hidup siswa, bukan untuk membawa mereka jauh dari rumah. Ia mempertanyakan keputusan untuk mengirim siswa muda dalam study tour ke seluruh provinsi, terutama selama musim hujan, dan menyarankan agar study tour dilakukan selama jam sekolah reguler.
Kendati banyaknya perdebatan, Ekachai menentang penghapusan study tour. Sebaliknya, ia merekomendasikan pembatasan study tour bagi anak-anak kecil pada perjalanan singkat yang tidak boleh lebih dari setengah jam dengan bus yang telah diperiksa ketat. Ia juga mendorong sekolah agar memiliki rencana darurat saat berpergian.
(nah/nah)