Jakarta –
PT Reformasi Generasi Indonesia (REFO) sukses menggelar G-Schools Indonesia Summit (GSIS) 2025 yang diadakan pada Sabtu, 8 Maret 2025, di IPEKA BSD, Tangerang, Banten.
Acara ini menghadirkan lebih dari 300 peserta yang terdiri dari pemimpin, pengambil keputusan, pendidik, dan influencer dari sekolah-sekolah berbasis teknologi Google di seluruh Indonesia.
Dengan tema AI: The New Frontier In Education, GSIS 2025 bertujuan mengeksplorasi implementasi praktis AI dalam dunia pendidikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui pembelajaran STEM yang holistik dan interdisipliner, acara ini bertujuan membekali siswa dengan kemampuan beradaptasi, berpikir kritis, serta memecahkan masalah secara bijak dan kreatif.
GSIS 2025 menghadirkan empat sesi utama:
- The Changing Landscape of Lifelong Learning oleh Gary Lim, Head of Education & Channels, Global Workspace for Education, Google for Education.
- Turning Obstacles to Opportunities with AI oleh Hanny Atie Sumarni, Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 97 Jakarta, bersama Steven Sutantro, Principal Learning Consultant REFO.
- What’s Next – A Commitment In Continued Exploration and Learning oleh Yuliana, Head of International Education Department IPEKA Christian School.
- Turning Information Into Impact oleh Darma Kusumah, Guru di SLB Negeri 11 Jakarta, bersama Steven Sutantro.
Selain itu, terdapat 36 Parallel Sessions yang membahas praktik terbaik pemanfaatan AI dalam pendidikan, dihadiri oleh praktisi pendidikan yang berpengalaman.
Peserta dari berbagai daerah di Indonesia menunjukkan antusiasme tinggi, meskipun berlangsung di bulan Ramadan. Maesaroh dari SMA Terpadu Baiturrahman, Bandung, menyebut acara ini memberikan banyak inspirasi.
Thomas Juniwarto dari Kinderfield Highfield Indonesia, Jakarta, berharap acara serupa dapat digelar dua kali dalam setahun. Eka Fidyanti Hariana dari SIS School, Cilegon, juga merasa acara ini sangat menginspirasi.
Namun, banyak peserta yang merasa durasi Parallel Sessions selama 40 menit terlalu singkat. Agung Surancoyo dari SMP Negeri 10 Loa Kulu, Kutai Kartanegara, menyarankan acara ini diperpanjang menjadi dua hari agar sesi lebih mendalam.
Pepita Gunawan, Founder dan Managing Director REFO, menegaskan bahwa GSIS 2025 bukan hanya sebagai ajang pembelajaran, tetapi juga sebagai wadah berjejaring bagi pemangku kepentingan pendidikan.
“AI telah membuka batasan baru dalam pendidikan. Kita harus terus memperbarui literasi AI untuk menavigasi pesatnya perkembangan teknologi ini,” ujar Pepita.
Dengan kesuksesan GSIS 2025, REFO berkomitmen untuk terus menghadirkan acara serupa setiap tahunnya guna membangun generasi muda yang siap bersaing di era digital.
(nwk/nwk)