Jakarta –
Bill Bryson terpana saat guru biologi SMP-nya di Iowa, Amerika Serikat, menyebutkan zat-zat kimia yang membentuk satu tubuh manusia bisa dibeli di toko dengan harga kurang lebih USD 5 dolar. Itu pada 1960-an, USD 1 setara dengan Rp 1.200. Seluruh zat kimia di satu tubuh manusia setara dengan Rp 6.000.
“Saya tertegun memikirkan bahwa makhluk bungkuk jerawatan seperti saya bisa dibuat dengan biaya sangat murah,” tulis Bryson dalam buku ‘The Body’ (2019).
“Apa kita benar-benar semurah itu?” tambah jurnalis dan penulis buku-buku sains asal AS itu.
Zat Kimia Pembangun Manusia
Dalam kacamata sains, kita, manusia, adalah seonggok daging hangat berlapis kulit tipis. Disangga oleh tulang, dijahit dengan sekumpulan otot dan saraf, didukung saluran darah, dan ditopang organ dalam yang bekerja tak kenal lelah.
Royal Society of Chemistry (RSC) yang berbasis di London, Inggris, pada 2013 pernah menghitung unsur pembangun manusia. Benedict Cumberbatch (48), aktor film ‘Avengers: Doomsday’, jadi patokan. Pria bernama lengkap Benedict Timothy Carlton Cumberbatch itu tingginya 1,83 meter.
Menurut RSC, ada 59 unsur pembangun manusia. Komponen terbesarnya adalah oksigen (61 persen). Kenapa kita tidak ringan, karena oksigen di tubuh diikat hidrogen (10 persen). Oksigen dan hidrogen dikenal ringan, jadi berat ketika bersatu. Oksigen dan hidrogen merupakan unsur termurah di tubuh manusia.
Selain itu, tubuh manusia mengandung karbon, kalsium, fosfor, kalium, molybdenum, dan kadmium. Jumlahnya kecil. Harganya juga murah. Zat seperti mangan, tembaga, timah, dan tembaga pun begitu.
Dari 59 unsur pembangun manusia, 24 di antaranya dikenal sebagai zat esensial. Manusia tak bisa hidup tanpanya. Sisanya antara berguna dan berbahaya. Contohnya kadmium, unsur terbanyak ke-23 di tubuh. Zat ini sangat beracun jika jumlahnya berlebihan.
Berdasarkan rincian zat kimia di tubuh, RSC menyimpulkan harga membangun manusia dengan standar tinggi dan berat tubuh aktor Benedict Cumberbatch berkisar USD 151.578,46. Itu hitung-hitungan harga zat kimia pada 2013. Saat itu USD 1 bernilai Rp 12 ribu. Jadi total biayanya Rp 1,8 miliar.
Jika begitu dan uang itu dipakai saat ini, tubuh manusia seharga Mercedes-Benz E300 AMG Line. Lebih murah dibanding rumah dua lantai di BSD, Tangerang Selatan, dengan luas tanah tak lebih dari 100 meter persegi-berdasarkan iklan di marketplace online tahun ini.
Keajaiban
Tapi, tentu saja, manusia tak bisa divaluasi dalam dolar atau rupiah. Karena sebanyak apa pun uang, secanggih apa pun teknologi, sepintar apa pun ahli, tak ada yang bisa membuat satu manusia. Mencipta manusia bukan urusan teknis belaka.
Sains mampu mengurai zat-zat di tubuh manusia, tapi gagal menjelaskan beragam ‘keajaiban’. Termasuk soal hal-hal tak kasatmata pada manusia dan alasan-alasan dasar organ tubuh bekerja. Bryson mengilustrasikan, dalam satu detik, tubuh membuat sejuta sel darah merah yang langsung melesat ke berbagai sudut organ dan membuat manusia tetap hidup.
“Tiap sel darah mengelilingi tubuh Anda sekitar 150 ribu kali, berkali-kali mengantar oksigen ke sel-sel Anda. Kemudian, kalau sudah babak belur dan kehilangan fungsi, sel-sel itu menghadap sel-sel lain untuk dimatikan demi kepentingan bersama,” tulis Bryson.
Dibutuhkan 7 miliar miliar miliar (7 oktiliun) atom untuk membangun tubuh manusia. Tak ada yang tahu kenapa miliaran zarah tanpa akal itu bergerak secara sukarela, membangun, dan memelihara sistem agar manusia tetap hidup. Seolah-olah semua terjadi begitu saja. Dan kita tak menyadarinya.
Tubuh melebihi mesin apa pun. Dalam kondisi normal, dapat bekerja 24 jam sehari puluhan tahun, bahkan lebih dari 100 tahun-jika tak ada force majeure. Tak perlu servis rutin dan ganti suku cadang. Tak pernah berhenti sebelum waktunya tiba: kematian.
*) Triono Wahyu S, jurnalis dan penggiat detikcom Book Club
(trw/nwk)