Jakarta –
Untuk mendukung transformasi pendidikan di Indonesia dan memenuhi kebutuhan industri yang terus berkembang, Indonesia Cyber Education Institute (ICE Institute) menggelar Rapat Konsorsium bertema Diskusi Kebijakan dan Metode Pengembangan Program Micro-Credentials di Arthotel Senayan, Jakarta. Acara ini bertujuan merumuskan kebijakan dan metodologi pengembangan program Micro-Credentials yang relevan dengan meningkatnya permintaan terhadap pembelajaran fleksibel dan berbasis keterampilan.
Dalam rapat yang digelar pada 3-4 November 2024 ini, ICE Institute dan para pemangku kepentingan berupaya membangun kerangka kualitas nasional untuk program Micro-Credentials di Indonesia. Program ini diharapkan mampu menjembatani kesenjangan antara keterampilan akademik dan kebutuhan industri yang dinamis, seiring dengan perubahan lanskap tenaga kerja masa depan.
Kepala ICE Institute Rahayu Dwi Riyanti, M.A., menekankan pentingnya kolaborasi dalam membangun solusi pendidikan yang relevan bagi masyarakat Indonesia.
“Kolaborasi antar pemangku kepentingan sangat penting dalam menciptakan pendidikan yang relevan dan responsif terhadap kebutuhan zaman,” ujar Rahayu dalam keterangan tertulis, Minggu (3/11/2024).
Tak hanya Kepala ICE Institute, Rapat Konsorsium ini juga dihadiri banyak pakar pendidikan dan industri, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk berbagi pandangan dan pengalaman dalam mengembangkan program Micro-Credentials yang sesuai dengan kebutuhan industri modern.
Para pakar yang hadir, antara lain, Direktur Eksekutif PMO Prakerja Denni Puspa Purbasari , Prof. Drs. T. Basaruddin, M.Sc., Ph.D dari Pusat Ilmu Komputer, Universitas Indonesia, Pakar Pendidikan Tinggi Internasional & Research Fellow, University of Tokyo Dr. Wesley Teter, Pakar Platform Panduan Karir Internasional Randeep Sudan, Koordinator Pokja Micro-Credentials ICE Institute Dr. Ir. Amelia Makmur, ST., MT,, Wakil Ketua Bidang Pendidikan dan Kebudayaan KADIN Heru Dewanto, Chairman dan CEO iPeople, Inc. & Global Fellow, University Design Institute, Arizona State University Dr. Reynaldo Vea.
Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama, dan Bisnis Universitas Terbuka Rahmat Budiman, S.S., M.Hum., Ph.D., mengatakan bahwa Program Micro-Credentials adalah solusi strategis untuk menghadapi tantangan pendidikan tinggi di era digital.
“Universitas Terbuka, sebagai pelopor pendidikan jarak jauh di Indonesia dan anggota konsorsium ICE Institute, melihat pengembangan program ini sebagai langkah penting dalam evolusi pendidikan tinggi, sejalan dengan komitmen kami untuk memperluas akses pendidikan berkualitas,” kata Rahmat.
ICE Institute dan para pemangku kepentingan berharap sinergi yang terjalin dalam Rapat Konsorsium ini dapat membangun sistem pendidikan yang lebih adaptif dan relevan dengan tuntutan pasar global. Hal ini tentunya dapat memberikan fleksibilitas dan akses yang lebih luas bagi masyarakat Indonesia untuk memperoleh keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja yang dinamis.
(ega/ega)