Jakarta –
Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan kini telah banyak digunakan oleh berbagai kalangan. Termasuk oleh para peneliti, seperti dosen di Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.
Prasanti Widyasih Sarli, periset dan dosen Kelompok Keahlian Rekayasa Struktur FTSL ITB ini telah mengembangkan model AI yang dapat memprediksi keruntuhan bangunan yang disebabkan oleh gempa bumi. Model AI tersebut diintegrasikan dengan fitur Google Street View.
Nantinya AI akan mengidentifikasi kerentanan bangunan terhadap gempa lewat foto. Cara ini cukup mudah dilakukan oleh berbagai kalangan yang sudah mengenal fitur Google tersebut.
Dapat Petakan Jutaan Bangunan
Dengan inovasi ini Prasanti ingin membuktikan bahwa gempa bukanlah satu-satunya faktor pembunuh dalam peristiwa bencana. Namun, jiwa seseorang bisa diselamatkan jika antisipasi yang dilakukan tepat.
“Gempa tidak membunuh, melainkan kerusakan bangunan,” ujar Prasanti dalam unggahan Instagram @kemdiktisaintek.ri, dilansir pada Kamis (5/12/2024).
Dalam istilah seismologi pun dikatakan bahwa gempa bumi sebenarnya tidak melukai manusia secara langsung. Korban luka dan meninggal disebabkan oleh runtuhan bangunan.
Dengan demikian, doktor dari Departemen Teknik Sipil University of Tokyo, Jepang ini menegaskan bahwa kerentanan bangunan sangat krusial. Data kerentanan ini perlu dikelola untuk memetakan risiko bencana di setiap wilayah Indonesia.
Teknologi yang dikembangkan Prasanti ini diklaim bisa menganalisis jutaan bangunan dalam suatu area luas. Lewat inovasinya, Prasanti yakin peta risiko bencana bisa disusun secara lebih akurat.
Inovasi Diganjar Penghargaan
Riset ini dilakukan Prasanti bersama tim yang terdiri dari insinyur sipil, ahli sistem informasi, dan pakar seismik. Ia bersama tim telah mengumpulkan dan melabeli ribuan foto bangunan berdasarkan tipologinya.
Data tersebut kemudian dipakai untuk melatih model AI. Setelah itu, AI pun bisa mengklasifikasikan bangunan sesuai ciri-ciri visualnya.
Model AI buatan dosen ITB ini juga dapat memperhitungkan faktor lokasi bangunan dengan menghitung jaraknya dari sumber gempa. Sehingga, model AI bisa memberikan estimasi risiko gempa yang akurat.
Penelitian Prasanti dan tim soal model AI ini berjudul “Resilience For All: Indonesian Large Scale Housing Assessment”. Hasil riset tahun 2022 ini diganjar penghargaan L’oreal-UNESCO for Women in Science 2024.
(cyu/pal)