Jakarta –
Bukan sebuah rahasia bila Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.500 pulau. Tidak hanya itu 75% wilayah Nusantara adalah perairan, tetapi baru 19% lautan di Indonesia yang terpetakan.
Perairan Indonesia sangat kaya terutama dalam hal keanekaragaman hayati. Setidaknya tersisa 81% wilayah yang belum tereksplorasi secara maksimal, khususnya laut dalam.
Untuk itu, tim peneliti Indonesia yang terdiri dari perwakilan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), pemerintah, universitas dan lembaga konservasi lainnya mulai melakukan eksplorasi laut dalam Indonesia.
Seperti eksplorasi yang baru-baru ini dilakukan BRIN, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan OceanX. Eksplorasi ini terdiri dari beberapa ekspedisi di wilayah Indonesia.
Ekspedisi pertama telah berlangsung dari Pulau Sambu hingga Banda Aceh pada 4-24 Mei 2024 lalu. Terbaru, ekspedisi berlangsung dari Kota Padang hingga Jakarta pada 27 Juni-8 Juli 2024.
Pakai Teknologi Mutakhir dan Canggih
Mengutip dari rilis di laman resmi ITB, Senin (15/7/2024) eksplorasi ini diikuti oleh sejumlah ahli baik dari kampus gajah ganesha dan BRIN. Berbagai ahli yang ikut peran serta seperti Ahli Genomika Fungsional Prof Fenny Martha Dwivany, Ahli Bioinformatika Genom Husna Nugrahapraja dan mahasiswa Program Magister Bioteknologi, Zico Arman.
Mereka dilengkapi dengan teknologi mutakhir dan canggih yang berfungsi untuk mengeksplorasi sampel dari berbagai lokasi yang ekstrem dan sulit dijangkau. Berbagai teknologi tersebut seperti kapal submersible yang mampu memperlihatkan pemandangan laut tanpa halangan.
Kapal ini mampu menyelam hingga kedalaman 1000 meter di bawah permukaan laut (mdpl) dengan kapasitas 2-3 awak. Sedangkan itu ada alat yang tidak memerlukan manusia menyelam secara langsung.
Alat ini bernama remotely operated underwater vehicle (ROV) yang dioperasikan dari jarak jauh. Tidak sembarangan, ROV mampu mencapai kedalaman hingga 6.000 mdpl berfungsi untuk merekam bagian laut lebih dalam seperti gunung berapi bawah air atau ventilasi hidrotermal.
Bertemu Paus Orca
Ekspedisi ini merupakan awal dari upaya mengumpulkan sampel dari laut dalam. Sehingga didapatkannya data berharga tentang keanekaragaman mikroba, jalur metabolisme, dan proses biokimia dan bioteknologi baru lainnya.
Salah satu yang menarik perhatian dari ekspedisi ini adalah pertemuan tim riset dengan tiga spesies paus orca. Meskipun orca bersifat spesies kosmopolitan yang menjelajahi semua lautan di dunia, paus pembunuh ini jarang dijumpai di Indonesia.
Selain orca, peneliti mengoleksi membran filter untuk bakteri dan sedimen dari situs di kedalaman 1.000-4.500 mdpl. Melalui hasil ini dicari tahu adakah makhluk hidup baru di laut dalam Indonesia yang belum pernah terdeteksi.
Namun, diketahui belum ada informasi temuan makhluk hidup yang baru. Usai ekspedisi kedua, para peneliti melakukan riset dengan sampel yang telah didapatkan melalui kapal selam ataupun ROV.
Penelitian dilakukan dengan cara bioprospeksi mikroba untuk menghasilkan senyawa metabolit potensial dalam bidang industri dan kesehatan dengan menggunakan pendekatan Genome Mining dan Synthetic Biology.
Kerjasama Antar Lembaga
Tidak hanya ITB, BRIN dan OceanX eksplorasi laut dalam juga dilakukan bersama berbagai lembaga lain seperti Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal), Kementerian Perhubungan, Kementerian Pertahanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dan organisasi lain seperti Konservasi Indonesia dikutip dari laman Kemenko Marves.
Seluruhnya bersama melakukan misi eksplorasi laut dalam bernama “Misi Indonesia 2024”. Misi ini sudah berlangsung sejak 8 Mei dan akan terus berlanjut hingga 25 Agustus 2024.
Secara umum, penelitian ini akan mencakup berbagai bidang penting seperti:
- Investigasi zona megathrust untuk menyempurnakan model gempa bumi dan tsunami penelitian perikanan di Sumatera Barat
- Eksplorasi potensi keanekaragaman hayati serta penilaian dampak terhadap manusia
- Dari sisi pendidikan, Kemendikbudristek akan mengeluarkan Program Penjelajah Muda pada bulan Juli dan Agustus 2024 serta tur di universitas juga sekolah. Sehingga masyarakat Indonesia bisa memperoleh pengetahuan baru, teknologi dan menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap kelestarian laut.
(det/nwk)