Jakarta –
Pohon tumbang menjadi salah satu peristiwa yang tak bisa dilihat sepele kala cuaca ekstrem melanda. Pohon tumbang juga bisa menjadi penyebab seseorang kehilangan nyawa.
Contohnya terjadi di wilayah Trenggalek Jawa Timur. Mengutip detikJatim, terjadi beberapa rentetan pohon tumbang di ruas jalan nasional.
Pohon tumbang ini menimpa 4 pengendara motor dan satu di antaranya dikabarkan meninggal dunia. Kejadian serupa terjadi di jalan raya Bandung-Cirebon Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejadian pohon tumbang terjadi sekitar pukul 08.30 WIB yang menimpa satu kendaraan motor. Dilansir dari detikJabar, 4 orang menjadi korban dalam bencana ini. Termasuk satu anak meninggal dunia.
Menyoroti berbagai kejadian ini, pakar Manajemen dan Mitigasi Bencana Universitas Airlangga (Unair) Dr Hijrah Saputra ST MSc beri pendapat. Menurutnya, pemerintah daerah perlu mengambil sejumlah aksi preventif untuk mengurangi risiko pohon tumbang.
“Pemerintah daerah perlu melakukan inspeksi dan pemangkasan secara berkala untuk mengurangi beban pada cabang dan dahan pohon yang berpotensi tumbang. Sehingga, itu memerlukan perawatan dan pemeriksaan rutin agar tidak membahayakan masyarakat,” katanya dikutip dari rilis di laman resmi Unair, Jumat (13/12/2024).
Faktor Pemicu Pohon Bisa Tumbang
Sosok yang akrab dipanggil Hijrah ini membeberkan ada faktor utama pemicu pohon tumbang, yakni kondisi tanah di sekitar pohon yang terlalu basah setelah hujan deras.
Setelah hujan, tanah yang tidak memiliki sistem drainase baik akan tergenang. Tanah yang tergenang ini dapat melemahkan cengkraman akar pohon, terutama pohon yang sudah tua dan akarnya rusak.
“Terlebih lagi, akar yang busuk atau batang yang keropos akibat serangan hama juga berpotensi menjadi pemicu pohon tumbang,” tambahnya.
Ia juga menjelaskan sebenarnya sudah ada ciri-ciri yang bisa menjadi acuan pohon akan tumbang. Seperti pohon sudah miring, akar terangkat, batang retak, hingga daun menguning/mati di luar musimnya.
Jika melihat tanda-tanda ini, masyarakat bisa melaporkannya ke dinas terkait untuk penanganan lebih lanjut. Ini adalah upaya mitigasi termudah yang bisa dilakukan semua pihak.
Upaya Mitigasi Masyarakat-Pemerintah
Selain masyarakat, pemerintah juga harus mulai melakukan berbagai langkah pencegahan, contohnya melakukan inventarisasi pohon di ruang publik.
Proses inventarisasi bermanfaat untuk mengetahui kondisi pohon. Termasuk informasi tentang jenis, usia, dan kesehatannya.
“Setelah itu, perlu adanya pemangkasan strategis guna mengurangi cabang atau dahan yang terlalu lebat. Kita (juga) perlu menjaga agar sistem perakaran tetap sehat dengan memastikan tanah di sekitar pohon tidak tergenang,” beber Hijrah.
Dengan teknologi yang sudah maju, Pemerintah juga bisa memanfaatkan hal ini. Bila ada, Pemerintah bisa memanfaatkan drone untuk memantau kondisi pohon dari udara.
“Sensor dapat membantu untuk mendeteksi kelembaban tanah dan kestabilan pohon secara real-time. Teknologi GIS juga berguna untuk memetakan area berisiko tinggi, sehingga prioritas tindakan dapat lebih jelas,” sambungnya.
Untuk menghadapi bencana di musim hujan ini memang tak bisa dilakukan sendiri. Perlu sinergi antara pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat.
Masyarakat juga perlu diberikan edukasi tentang pohon tumbang untuk meningkatkan peran aktifnya. Jika semua pihak berperan aktif, ia yakin angka risiko pohon tumbang bisa ditekan secara signifikan.
“Kerja sama antara individu, komunitas, dan pemerintah sangat penting. Ketika masyarakat merasa dilibatkan, mereka akan lebih peduli. Kita juga bisa menggandeng perusahaan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk mendukung pengelolaan pohon di perkotaan. Jika semua pihak berperan aktif, saya yakin bahwa kita dapat menekan angka risiko pohon tumbang secara signifikan,” tanda Hijrah.
(det/nah)