Jakarta –
Universitas Gadjah Mada (UGM) tegaskan mantan Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo (Jokowi) adalah alumnus kampusnya. Pihak kampus menyatakan Jokowi adalah lulusan Fakultas Kehutanan UGM.
Hal tersebut menjadi hasil audiensi yang dilakukan UGM bersama Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) terkait penjelasan ijazah Jokowi, Selasa (15/4/2025) kemarin di Fakultas Kehutanan UGM. Dijelaskan UGM, Jokowi telah melaksanakan seluruh proses studi sejak tahun 1980 hingga 1985.
“Yang bersangkutan telah melaksanakan seluruh proses studi yang dimulai sejak tahun 1980 dengan nomor mahasiswa 80/34416/KT/1681 dan diwisuda pada tanggal 5 November 1985,” tulis pihak UGM dalam keterangannya, dikutip dari laman kampus Rabu (16/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait konflik yang terjadi antara TPUA dan Jokowi, UGM menyatakan pihaknya tidak terkait sama sekali. Sebagai institusi publik yang melaksanakan sistem pendidikan tinggi, UGM menyebut pihaknya tidak bisa asal menunjukkan data.
UGM menegaskan institusinya terikat dengan Peraturan Perundang-undangan tentang perlindungan data pribadi dan Keterbukaan Informasi Publik. Selama data bersifat publik, kampus akan membeberkannya. Namun jika sampai di ranah pribadi, data hanya akan dibagikan kepada penegak hukum.
“UGM hanya bersedia menunjukkan data yang bersifat publik sedangkan data yang bersifat pribadi hanya akan diberikan jika diminta secara resmi oleh aparat penegak hukum,” kata UGM lebih lanjut.
Ijazah dan Skripsi Jokowi Asli
Isu terkait keraguan tentang aslinya ijazah dan skripsi Jokowi beberapa kali berembus di Indonesia. Terbaru hal ini disampaikan oleh mantan dosen dari Universitas Mataram, Rismon Hasiholan Sianipar.
Rismon meyangsikan keaslian ijazah dan skripsi Jokowi karena lembar pengesahan dan sampul skripsi menggunakan font time new roman. Font tersebut menurutnya belum digunakan pada era tahun 1980-an hingga 1990-an.
Menjawab hal ini, Dekan Fakultas Kehutanan UGM Sigit Sunarta menyesalkan hal ini bisa terjadi. Menurutnya, seharusnya Rismon tidak hanya menampilkan ijazah dan skripsi Jokowi tetapi harus melakukan perbandingan dengan ijazah-skripsi yang diterbitkan pada tahun yang sama di Fakultas Kehutanan.
Soal penggunaan font Times New Roman, Sigit menegaskan bahwa di tahun itu sudah banyak mahasiswa yang menggunakannya. Terutama bila mereka mencetak sampul dan lembar pengesahan di tempat percetakan.
Ia mengatakan di sekitaran kampus UGM kala itu sudah ada percetakan seperti Prima dan Sanur (kini sudah tutup) yang menyediakan jasa cetak sampul skripsi.
“Fakta adanya mesin percetakan di Sanur dan Prima juga seharusnya diketahui yang bersangkutan, karena yang bersangkutan juga kuliah di UGM,” tegasnya.
Soal nomor seri ijazah Jokowi yang disebut tidak menggunakan klaster tetapi hanya angka saja, Sigit juga menjawabnya. Ia menjabarkan saat itu Fakultas Kehutanan UGM punya kebijakan sendiri dan belum ada penyeragaman dari tingkat universitas. Bukan hanya Jokowi, ia mengatakan semua ijazah lulusan Fakultas Kehutanan mendapat hal yang sama.
“Nomor tersebut berdasarkan urutan nomor induk mahasiswa yang diluluskan dan ditambahkan FKT, singkatan dari nama fakultas,” imbuhnya.
Untuk itu, Sigit menegaskan ijazah dan skripsi Jokowi asli. Buktinya mulai dari dokumen hingga teman kuliah yang menegaskan Jokowi merupakan alumnus UGM.
“Perlu diketahui ijazah dan skripsi dari Joko Widodo adalah asli. Ia pernah kuliah di sini, teman satu angkatan beliau mengenal baik beliau, beliau aktif di kegiatan mahasiswa (Silvagama), beliau tercatat menempuh banyak mata kuliah, mengerjakan skripsi, sehingga ijazahnya pun dikeluarkan oleh UGM adalah asli,” tegasnya.
(det/twu)