Jakarta –
Indonesia telah menjalin kerja sama dengan Australia sekitar 75 Tahun. Di bidang pendidikan, bentuk kerja sama ini terlihat dengan adanya program beasiswa, pertukaran pelajar, hingga kolaborasi riset.
Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Australia, Wildan Ali, mengatakan selama ini kerja sama antara Indonesia dan Australia telah menghasilkan banyak manfaat.
Salah satunya ditunjukkan melalui beasiswa Australia Awards dan program pertukaran seperti New Colombo Plan. Menurutnya, hal tersebut merupakan contoh inisiatif yang sukses dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan memperkuat hubungan antara kedua negara.
“Bahkan sekarang sudah ada kampus Aussie yg hadir secara fisik di Indonesia. Dengan kerja sama berkelanjutan Indo-Aussie yang terwujud dalam IA-CEPA, ada komponen Indonesia-Australia Skills Exchange Program di dalamnya sehingga ada kesempatan bagi masyarakat Indonesia dan Australia untuk saling bertukar pengalaman dan keahlian lewat berbagai bentuk,” ucapnya kepada detikEdu, saat dihubungi Sabtu (29/6/2024).
Kampus Australia di Indonesia yang dimaksud antara lain Monash University di Tangerang, Western Sydney University di Surabaya, serta perencanaan akan dibangunnya Deakin dan Lancaster University.
Generasi Muda RI Perlu Banyak Belajar
Hubungan baik bidang pendidikan antara Indonesia dan Australia juga ditunjukkan dengan banyaknya mahasiswa RI yang kuliah di sana. Menurut data yang dilaporkan Kemdikbud, pada 2022, ada sekitar 11 ribu mahasiswa Indonesia yang kuliah di Australia. Jumlah ini dikatakan meningkat pada 2023.
Dalam hal ini, Wildan Ali mengatakan untuk menuju “Indonesia Emas 2045”, generasi muda perlu banyak belajar banyak hal, termasuk belajar dari Australia.
“Kita harus banyak belajar dan salah satunya dari Australia,” ujar mahasiswa The University of Western Australia (UWA) tersebut.
Menurutnya, sistem pendidikan di Negeri Kanguru sangat bagus. Terutama karena minat mahasiswa, sangat didukung oleh dosen-dosen yang kompeten dan berpengalaman.
Selain itu, di Australia juga terdapat mahasiswa internasional dari berbagai negara. Hal ini bisa dijadikan langkah bagi generasi muda Indonesia untuk membangun jejaring global.
“Secara komposisi mahasiswa/i, sangat diverse sehingga kami juga belajar tentang kecerdasan budaya dan bisa membangun network secara global. Selain itu, fasilitas kampus yang lengkap dan dukungan untuk mahasiswa internasional sangat membantu dalam proses adaptasi,” ungkap Wildan.
Saling Dukung antara Mahasiswa RI dengan Australia
Secara organisasi, para mahasiswa RI yang kuliah di Australia juga memiliki hubungan baik dengan pemerintah. Sebagai contoh, ditunjukkan oleh PPI Australia dengan mengadakan International Conference yang akan diadakan di UNSW, Sydney pada 20-21 Juli 2024.
Acara tersebut memiliki tema besar “Memperingati 75 th hubungan diplomasi Indonesia – Australia menuju generasi emas Indonesia 2045”.
Wildan Ali mengatakan, acara semacam ini bisa meningkatkan kesempatan bagi universitas di sekitar daerah 3T di Indonesia untuk bisa kolaborasi dengan institusi pendidikan Australia, memperluas aksesibilitas beasiswa dan pertukaran pelajar.
Selain itu, juga bisa meningkatkan dukungan untuk riset kolaboratif yang dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat di kedua negara, seperti Perth USAsia Centre Research.
“Itu adalah salah satu contoh kecil keberhasilan kerja sama program pendidikan Indonesia dan Australia untuk meningkatkan kesadaran terhadap Indonesia di australia bahkan kancah global,” ucapnya.
Sebagai anak muda Indonesia, Wildan Ali memiliki harapan agar sistem pendidikan di Indonesia bisa terus berkembang dan beradaptasi dengan kebutuhan zaman, khususnya dalam hal kualitas pengajaran, fasilitas pendidikan, dan kesempatan riset.
“Pendidikan yang berkualitas adalah kunci untuk mempersiapkan generasi muda yang kompeten dan siap bersaing di kancah global apalagi kita memiliki target sakral yaitu Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.
(nah/nah)