Jakarta –
Kementerian Agama (Kemenag) RI melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) meluncurkan program baru khusus siswa pendidikan anak usia dini (PAUD). Program ini bernama PAUD Holistik Integratif (PAUD HI).
PAUD HI menitikberatkan pada kebutuhan menyeluruh anak usia dini. Dari pendidikan, kesehatan, gizi, dan perlindungan. Sehingga tumbuh kembang anak dapat optimal dan menyeluruh.
Sekretaris Jenderal Kemenag, M Ali Ramadhani menjelaskan program ini menjadi sebuah upaya untuk mempersiapkan Generasi Indonesia Emas 2045. Pendekatan holistik memungkinkan kebutuhan esensial anak terpenuhi bahkan sejak mereka berusia dini.
“Melalui pendekatan holistik ini, kita memenuhi kebutuhan esensial anak sejak usia dini, baik dari aspek kesehatan, gizi, perawatan, pengasuhan, perlindungan, maupun pendidikan yang berkualitas,” katanya dikutip dari laman Kemenag, Jumat (15/11/2024).
Upaya Atasi Stunting
Tidak hanya itu, PAUD HI juga jadi upaya Kemenag dalam mengatasi masalah stunting yang masih hadir di Indonesia. Karena pemerintah menargetkan angka stunting nasional turun hingga 14% pada tahun 2024.
“Oleh karena itu, kolaborasi antar pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga keluarga, sangat penting agar target ini tercapai dan anak-anak Indonesia dapat tumbuh dengan sehat,” tambah Ali Ramdhani.
Pada elemen pendidikan, program PAUD HI akan membentuk karakter anak agar memiliki akhlak mulia, beriman, dan berbudaya. Sehingga generasi yang berkembang dari program ini diharapkan menjadi individu bertanggung jawab terhadap diri sendiri, lingkungan, dan bangsa.
Namun, program ini tidak akan berjalan mulus jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak termasuk guru dan orang tua. Karena baginya, semua pihak memiliki tanggung jawab bersama dalam pembentukan generasi masa depan yang kuat, sehat, dan berdaya saing.
“Saya berharap PAUD HI akan terus berkembang dengan didukung kebijakan, sarana, dan program pelatihan yang tepat, sehingga bisa benar-benar menjadi landasan bagi anak-anak kita menuju Indonesia Emas 2045,” ucapnya.
500 Raudhatul Athfal Jadi Sekolah Percontohan
Di kesempatan yang sama, Dirjen Pendis Abu Rokhmad menjelaskan kini anak usia dini berada dalam fase kritis. Sehingga sudah seharusnya mendapat perhatian khusus.
Ditargetkan 500 sekolah PAUD atau Raudhatul Athfal (RA) akan dijadikan percontohan dalam mengimplementasikan 8 indikator PAUD HI. Indikator ini meliputi pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak, pemberian makanan bergizi secara berkala, hingga penyediaan fasilitas sanitasi dan air bersih.
Meski begitu baru 425 RA yang mendapat kuota piloting (sekolah percontohan) PAUD HI pada tahap awal ini. Adapun pembagiannya per daerah yakni:
1. Aceh: 23 RA
2. Sumatera Utara: 26 RA
3. Sumatera Barat: 19 RA
4. Riau: 18 RA
5. Kepulauan Riau: 7 RA
6. Jambi: 11 RA
7. Bengkulu: 6 RA
8. Sumatera Selatan: 17 RA
9. Kepulauan Bangka Belitung: 3 RA
10. Lampung: 20 RA
11. Banten: 24 RA
12. DKI Jakarta: 18 RA
13. Jawa Barat: 57 RA
14. Jawa Tengah: 35 RA
15. DI Yogyakarta: 10 RA
16. Jawa Timur: 76 RA
17. Bali: 5 RA
18. Nusa Tenggara Barat: 10 RA
19. Nusa Tenggara Timur: 6 RA
20. Kalimantan Barat: 7 RA
21. Kalimantan Tengah: 7 RA
22. Kalimantan Selatan: 13 RA
23. Kalimantan Timur: 10 RA
24. Kalimantan Utara: 3 RA
25. Sulawesi Selatan: 24 RA
26. Sulawesi Barat: 6 RA
27. Sulawesi Tengah: 8 RA
28. Sulawesi Tenggara: 10 RA
29. Sulawesi Utara: 6 RA
30. Gorontalo: 3 RA
31. Maluku: 4 RA
32. Maluku Utara: 4 RA
33. Papua: 3 RA
34. Papua Barat: 4 RA
(det/nah)