Jakarta –
Kementerian Agama (Kemenag) terus melakukan transformasi di semua bidang yang berkaitan dengan pendidikan. Termasuk menghadirkan buku teks Pendidikan Agama Islam (PAI) yang sesuai dengan perkembangan zaman masa kini.
Baru-baru ini, Direktorat Pendidikan Agama Islam Kemenag bersama Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Lektur Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi (LKKMO) melakukan penilaian terkait 40 naskah. Naskah ini terdiri atas buku teks utama PAI dan Budi Pekerti untuk siswa, guru, bahkan buku ajar PAI khusus perguruan tinggi umum (PTU).
Dirjen Pendidikan Islam Abu Rokhmad menjelaskan buku-buku baru ini sangat ditunggu oleh seluruh guru PAI. Hadirnya 40 buku ini juga menjadi bukti nyata hadirnya negara di sekolah-sekolah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Buku-buku ini sangat ditunggu-tunggu seluruh guru PAI dan siswa-siswi di sekolah umum. Buku-buku ini merupakan bentuk hadirnya negara di sekolah-sekolah,” katanya dalam prosesi penyerahan 40 buku kepada Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag, beberapa waktu lalu, dikutip dari situs Kemenag, Rabu (2/10/2024).
Menekankan Kemampuan Baca Al-Quran hingga Moderasi Beragama
Tidak seperti mata pelajaran lain, Abu Rokhmad mengakui pelajaran PAI hanya diajarkan dua jam dalam seminggu. Namun, dalam waktu dua jam ini guru bisa mengoptimalkan pengajaran melalui buku-buku baru yang akan datang.
“Meski mata pelajaran PAI hanya diajarkan dua jam dalam seminggu, mudah-mudahan buku-buku ini bisa dioptimalkan penggunaannya dan bisa berdampak pada cara beragama anak-anak di sekolah, yakni cara beragama yang toleran dan moderat,” ucap Abu Rokhmad.
Ia berharap buku ini juga bisa membendung lajunya paham keagamaan yang ekstrem dan intoleran di ranah pendidikan. Sejumlah riset menunjukkan sekolah-sekolah dan perguruan tinggi umum menjadi salah satu tempat munculnya kelompok-kelompok intoleran.
“Kita berharap buku-buku ini membendung arus itu,” tambahnya.
Kementerian Agama telah mendapatkan amanat untuk melakukan pembinaan keagamaan di sekolah umum dan PTMU. Proses pembinaan ini akan dilakukan melalui buku-buku yang telah dibuat dengan melibatkan sejumlah ahli dari kalangan guru dan dosen.
Meskipun begitu, Kemenag tetap harus mendapatkan hasil penilaian oleh Puslitbang LKKMO. Penilaian ini bertujuan untuk terus menjaga kualitas buku-buku tersebut.
Kepala Badan Litbang dan Diklat Amin Suyitno memberikan fakta bila ini adalah kali pertama Kemenag diamanatkan untuk penyusunan buku PAI. Karena sebelumnya disusun oleh Kemendikbudristek.
“Karena ini amanat baru, maka musti harus super hati-hati agar tidak mengulang kesalahan-kesalahan sebelumnya,” ungkapnya.
Menjadi yang pertama, Direktur Pendidikan Agama Islam, M Munir membocorkan inti pembelajaran yang berbeda di buku keluaran Kemenag. Buku ini nantinya akan menekankan kemampuan baca Al-Quran dan terintegrasi tentang Moderasi beragama.
“Sejak awal pembuatan Buku Teks Utama PAI dan BP ini, kami selalu menekankan kemampuan baca Al-Qur’an siswa-siswi di sekolah umum. Hadirnya buku ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan baca Al-Qur’an. Di setiap bab di setiap jenjang sekolah, juga diintegrasikan materi-materi moderasi beragama,” tutup Munir.
Daftar 40 Buku PAI Kemenag
Adapun berbagai buku yang tengah masuk penilaian dan akan dirilis Kemenag yakni:
- 6 Buku Siswa SD kelas I-VI
- 6 Buku Panduan Guru SD kelas I-VI
- 3 Buku Siswa SMP kelas VII-IX
- 3 Buku Panduan Guru SMP Kelas VII-IX
- 3 Buku Siswa SMA/SMK Kelas X-XII
- 3 Buku Panduan Guru SMA/SMK Kelas X-XII
- 12 Buku Panduan Guru untuk Pendidikan Khusus (SDLB, SMPLB dan SMALB)
- 3 Buku Pendamping Guru Taman Kanan-Kanan
- 1 Buku Ajar PAI di Perguruan Tinggi Umum
Bila setiap proses dijalankan sesuai jadwal yang telah disepakati, penilaian akan selesai pada November 2024. Namun, Kemenag tidak menyebutkan secara pasti kapan 40 buku ini akan dirilis secara umum bagi peserta didik.
(det/nwy)