Jakarta –
Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) menargetkan pembahasan soal pengembangan tarif atau gaji dosen akan selesai pada akhir Juni. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Sumber Daya, Prof. Sri Suning Kusumawardani.
SriSuning menegaskan jika pihaknya masih mengkaji pengembangan gaji dosen. Ia berharap ketetapan gaji dosen bisa rampung akhir Juni.
![]() |
“Pengembangan tarif dosen, ini kita sedang terus melakukan, berusaha untuk segera mengeluarkan rencana dan juga mengembangkan Harapannya nanti di akhir Juni, kita sudah mendapatkan hal tersebut. Hal tersebut yang menjadi kepastian hukum,” ujarnya dalam acara Ngopi barengKemdiktisaintek di Gedung D KomplekKemendiktisaintek, Jalan JenderalSudirman, Pintu 1 Senayan, Jakarta Selasa (29/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Dan malam ini, sampai malam, kita akan mengambilnya untuk pembahasan review dan pengembangan,” imbuhnya.
Seperti diketahui, gaji dosen telah diatur dalam Permendikbud No 44 Tahun 2024 berisi aturan tentang Profesi, Karier, dan Penghasilan Dosen. Aturan ini diteken Nadiem Makarim pada 10 September 2024 dan kemudian diundangkan pada 18 September 2024.
Namun, Permen tersebut masih terus dievaluasi termasuk perihal gaji dosen. Gaji dosen kini masih mengacu pada peraturan gaji ASN, sedangkan gaji dosen tidak tetap mengacu pada peraturan ketenagakerjaan. Tunjangan dosen meliputi tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan tunjangan kehormatan.
Bakal Luncurkan Peningkatan Kapasitas Dosen
Selain pengembangan gaji, Kemendiktisaintek juga sedang merancang peningkatan kualifikasi dosen. Salah satunya adalah Beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor Untuk Sarjana Unggul (PMDSU).
“Jadi program yang sudah terlanjurkan, dan untuk ke depan, kita akan menunjukkan kebutuhan dosen yang lagi berkelakuan di swasta, untuk bisa berkolaborasi dengan bisnis-bisnis yang berasal dariPMDSU ini,” ujarnya.
Lebih lanjut, program peningkatan kompetensi dosen secara online seperti Platform Monthly Corporate Online Process juga akan dibuka. Salah satu keterampilan yang bisa diasah dalam platform ini adalah tentang penggunaan AI.
“Misalkan untuk menggunakan AI, dalam pembelajaran. Kemudian melihat psikologi pembelajaran. Untuk dosen juga terus mengaktifkan, kemampuan-kemampuan, dalam capaian pembelajaran,” jelasnya.
Kemendiktisaintek juga akan berkolaborasi dalam berbagai pihak dalam pengembangan kompetensi ini. Adalah ihak yang sudah diajak bekerja sama adalah mesin pencarian Google.
“Jadi kurang lebih, untuk di universitas kita kaitkan dengan Kampus Berdampak,” tutupnya.
(nir/nwy)