Jakarta –
Beberapa survei menunjukkan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi kota favorit bagi seseorang yang ingin melanjutkan studi ke jenjang kuliah. Namun, apa sebenarnya alasan utama kota ini dipilih, ya?
Menurut survei lembaga pemeringkatan Quacquarelli Symonds (QS), Yogyakarta atau Jogja menjadi kota pelajar terbaik kedua di Indonesia melalui QS Best Student Cities 2024. Dalam pemeringkatan ini, Jogja dinilai memiliki banyak kampus yang masuk dalam QS World University Rankings.
Dalam survei terbaru lainnya, Jogja juga menempati posisi pertama sebagai kota favorit di Indonesia untuk menempuh pendidikan.
Lantas kenapa banyak orang memilih Jogja ya?
Biaya Hidup yang Dianggap Murah
Survei Biaya Hidup Mahasiswa (SBHM) tahun 2024, mengungkapkan pertimbangkan utama mahasiswa memilih Jogja sebagai tempat kuliah. Menurut survei tersebut, alasan utamanya karena biaya hidup yang dianggap murah.
Dalam survei yang diikuti 2.000 responden mahasiswa dari 43 perguruan tinggi di DIY, sebanyak 31,84% memiliki pertimbangan terkait murahnya biaya hidup ketika ingin memilih Jogja sebagai tempat kuliah.
Alasan kedua, karena di wilayah DIY ada banyak perguruan tinggi dan kampus-kampus yang berkualitas. Sementara alasan ketiga adalah dekat dengan kerabat atau keluarga.
Secara persentase, rincian pertimbangan mahasiswa memilih Jogja sebagai tempat kuliah adalah sebagai berikut.
1. Murahnya biaya hidup – 31,84%
2. Banyak pilihan perguruan tinggi/lembaga pendidikan tinggi berkualitas – 31,66%
3. Dekat dengan orang tua/keluarga – 20,62%
4. Keamanan dan kenyamanan belajar – 13,24%
5. Murahnya biaya pendidikan – 2,64%
6. Lainnya – 2,31%
Di sisi lain, survei juga mengungkapkan hasil penelusuran melalui Google Trend dengan rentang waktu 1 Januari 2020 sampai 1 Juni 2024. Menurut pengamatan, terjadi penurunan tren penelusuran perguruan tinggi negeri di Yogyakarta.
Hal ini bisa terjadi karena penelusuran yang dilakukan oleh calon mahasiswa tidak lagi melalui website tetapi telah berkembang dengan menggunakan media sosial.
Laporan Survei Biaya Hidup Mahasiswa (SBHM) 2024 yang dilakukan oleh UPN Veteran Yogyakarta dan Bank Indonesia (BI) periode 26 Maret-22 April 2024 menuliskan rata-rata penelusuran tentang Universitas Gadjah Mada (UGM) lebih tinggi daripada Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta (UPN VY).
“Penelusuran tentang UGM lebih banyak berasal dari Jawa Timur, Bali, Sulawesi Utara, Kalimantan Selatan, dan DKI Jakarta. Penelusuran tentang UNY banyak berasal dari Kawasan Indonesia Timur seperti Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, dan Papua,” tulis laporan itu.
Berapa Biaya Hidup Mahasiswa di Jogja per Bulannya?
Menurut survei, biaya hidup yang dikeluarkan mahasiswa Jogja selama satu bulan rata-ratanya mencapai Rp2.966.514. Angka ini lebih besar dari Upah Minimum Kota (UMK) Yogyakarta tahun 2024 sebesar Rp2.492.997.
Untuk tiga pengeluaran terbesar mahasiswa-mahasiswa di Jogja yaitu makan dan minum (26%), gaya hidup (23%), dan kos/pondokan (22%).
Secara umum, makan dan minum menjadi pengeluaran tertinggi karena banyak mahasiswa di Jogja memilih makan di luar kos atau tempat tinggal. Mereka lebih banyak memilih makan di warung makan yang menyediakan harga murah.
Lalu untuk gaya hidup, banyak mahasiswa mengeluarkan uang untuk perawatan wajah dan tubuh (skincare & body treatment). Selain itu, mahasiswa juga akan pergi ke kafe/coffee shop untuk mengerjakan tugas kampus, rapat, dan sekadar refreshing.
Rata-rata sebulan mahasiswa ke kafe/coffee shop bisa sebanyak 7 (tujuh) kali. Data menunjukkan bahwa per bulan, mahasiswa di Jogja bisa mengeluarkan uang Rp153.241 untuk nongkrong di kafe/coffee shop.
Sementara untuk kos-kosan atau pondokan, responden mahasiswa menyebutkan wifi menjadi pertimbangan nomor satu. Selanjutnya baru fasilitas seperti dapur, lemari, kamar mandi dalam, dan meja belajar. Pertimbangan lainnya yang utama adalah keamanan, kebersihan, dan jaraknya yang dekat dengan kampus.
(faz/nwk)