Jakarta –
Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) 2024 menjadi momen pemberian apresiasi tahunan yang diberikan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) kepada para pelaku budaya. Penghargaan ini tidak hanya diberikan kepada mereka yang telah bertahun-tahun mewariskan budaya.
Namun juga memberikan kesempatan kepada individu, komunitas, atau kelompok dan lembaga yang berprestasi atau berkontribusi dalam pemajuan kebudayaan. Seperti tiga sosok pelaku budaya cilik berikut ini.
Mereka adalah Zakia Minang Ayu, Nurul Khaerul Nisa, dan Daneswara-Satya Swandaru. Ketiganya adalah penerima penghargaan AKI 2024 melalui kategori anak. Kenalan dengan ketiganya yuk!
Penerima Penghargaan AKI 2024 Kategori Anak
1. Zakia Minang Ayu
Zakia Minang Ayu atau yang akrab dipanggil Minang Ayu menjadi penerima penghargaan AKI 2024 paling muda dengan penuh prestasi. Mengutip Antara Babel, Rabu (18/9/2024), ketika menjadi calon penerima AKI usianya di bawah 13 tahun.
Siswa SD Biruni Pamali, Kabupaten Bangka ini merupakan sosok yang penuh prestasi. Ia tumbuh di lingkungan keluarga seni dan kesusastraan.
Ibunya adalah pegiat seni dan sastra. Seringkali sang ibu juga mengajar anak-anak di daerahnya yakni Bangka Belitung tentang seni peran, berpuisi, sampai mendongeng bersama.
Pada tahun 2020, Zakia atau akrab dengan sapaan Minang Ayu menjadi salah satu anggota komunitas Pendongeng Cilik Kampung Dongeng Bangka Belitung. Dari organisasi ini, ia beberapa kali mendapat kesempatan untuk mendongeng di Radio Pemda Provinsi Bangka Belitung.
Hal ini akhirnya membuka peluang Minang Ayu untuk menjadi penyiar cilik pada siaran “Pelangi Anak”. Siaran ini mengudara setiap hari Minggu di Radio Republik Indonesia (RRI) Sungailiat.
Meski masih duduk di bangku SD, Zakia telah menciptakan banyak karya, seperti lagu “Rintik Hujan” (2023) hingga karya cerpen “Mentilin dan Burhan Si Burung Hantu” yang masuk dalam buku Antologi 38 Dongeng Inspiratif Anak Indonesia (2022).
Ia juga pendiri komunitas literasi anak bernama “Lebah”. Melalui “Lebah”, Zakia mendapatkan apresiasi atas proses kreatif dan kontribusinya dalam mengajak teman-temannya untuk memanfaatkan waktu luang dalam kegiatan positif.
2. Daneswara Satya Swadaru
Daneswara adalah seorang dalang cilik dari Dusun Nogosari, DI Yogyakarta. Ia memiliki komitmen dan semangat yang kuat dalam menjaga dan melestarikan seni budaya.
Dengan bakat dalang, siswa SD Kanisius 2 Wonosari ini sudah aktif mengikuti berkegiatan pelestarian budaya sejak usia 5 tahun. Ia juga terkenal sebagai sosok yang penuh prestasi, seperti:
1. Apresiasi Prestasi Seni dan Budaya Anak dari Gubernur DI Yogyakarta (2023)
2. Anugerah Kebudayaan Bupati Gunungkidul kategori Anak Berprestasi (2022)
3. Dua kali pemenang Festival Dalam Ciling tingkat nasional kategori SD yang diselenggarakan Universitas Negeri Yogyakarta.
Keberhasilan ini membuat Daneswara menjadi sosok yang menginspirasi anak-anak lain untuk mencintai wayang. Terlebih wayang adalah seni yang telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia.
Kegiatannya sebagai dalang mencerminkan upaya generasi muda dalam melestarikan dan menjaga keberlangsungan budaya wayang di tengah masyarakat modern.
3. Nurul Khaerul Nisa
Nurul adalah seorang anak yang menginspirasi banyak orang melalui perjalanan karyanya. Ia telah berlatih di Sanggar Seni Perceka di bawah bimbingan maestro seni tradisi Cianjur, Abang Tatang Setiadi sejak usia 5 tahun.
Berbagai penghargaan telah diraihnya, seperti juara I Pasanggiri Pupuh Wanoja dalam Festival Tunas Bahasa Ibu tingkat SMP se-Kabupaten Cianjur. Selain itu ia juga menjadi pemenang lomba Ngamumule Bahasa Sunda 2024 se-Jawa Barat.
Ia memperlihatkan bila generasi muda bisa jatuh cinta kepada seni dan budaya daerah. Gadis cilik multitalenta kelahiran Cianjur ini memiliki segudang prestasi mulai dari seni vokal, karawitan, musik, dongeng, hingga seni tari.
Aktivitasnya menjadi inspirasi anak muda untuk terus menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya sendiri di tegah derasnya arus globalisasi yang terus melanda.
Kriteria Penerima Penghargaan AKI 2024
Tidak sembarangan, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menjelaskan seluruh pelaku budaya yang terpilih telah diukur oleh ahli.
“Dengan berbagai kriteria yang terukur, kami di Kemendikbudristek beserta seluruh ahli yang terlibat menilai bahwa kerja-kerja kebudayaan yang Ibu Bapak lakukan telah memberikan dampak besar pada upaya pemajuan kebudayaan Indonesia,” ungkapnya dalam acara malam puncak AKI 2024 yang berlangsung di The Tribrata Hotel and Convention Darmawangsa, Jakarta, Selasa (17/9/2024) malam.
Dalam laman resmi AKI, kategori anak bisa diikuti pelaku budaya berprestasi maksimal berusia 17 tahun ketika diusulkan. Para pelaku budaya ini harus memiliki talenta, wawasan luas, dan berprestasi di bidang pemajuan kebudayaan, serta menjadi motivasi bagi anak-anak lainnya.
Pengusulan penerima penghargaan AKI 2024 bisa dilakukan oleh:
- Balai pelestarian kebudayaan di wilayah masing-masing
- Dinas pengampu bidang kebudayaan tingkat provinsi/kabupaten/kota
- Pihak lain (selain diri sendiri atau komunitas sendiri) dengan melampirkan rekomendasi dari dinas kebudayaan/dewan kesenian/dewan kebudayaan/perguruan tinggi/asosiasi profesi bidang kebudayaan/KBRI/KJRI/organisasi media.
(det/nwk)