Jakarta –
Empat siswa Indonesia meraih empat medali Olimpiade Kimia Internasional atau International Chemistry Olympiad (IChO) ke-56 di Riyadh, Arab Saudi, 21-30 Juli 2024. Para siswa mengharumkan nama Indonesia dengan meraih empat perunggu dari olimpiade IChO 2024.
Keempat siswa berprestasi tersebut yakni Sultan El Shirazy asal SMA Negeri 17 Palembang, James Adhimulia asal SMAK BPK Penabur 1 DKI Jakarta, Aryo Razak asal SMA Katolik Rajawali Makassar, dan Ahmad Ayman Al Ghifary asal MAN 2 Kota Malang.
IChO adalah kompetisi kimia tingkat dunia untuk siswa di tingkat sekolah menengah. Empat siswa dari tiap negara di seluruh penjuru dunia dikirimkan untuk berlaga di bidang pengetahuan dan keterampilan kimia. Tahun ini, para siswa dari 87 negara bertanding memperebutkan medali IChO 2024.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meraih Medali IChO 2024
Untuk dapat berlaga di mancanegara, para siswa sebelumnya memenangkan medali Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang Kimia tahun 2023. Mereka lalu menjalani tahap pembinaan dan seleksi dari Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemendikbudristek.
Sultan El Shirazy, siswa SMA Negeri 17 Palembang menuturkan syukur atas perjalanan dari OSN hingga IChO yang membuahkan hasil. Ia berkomitmen untuk terus belajar dan mendulang prestasi untuk Indonesia.
“Berawal dari OSN lalu mengikuti pembinaan dan seleksi hingga bisa membanggakan nama Indonesia di kancah Internasional. Tentunya ini bukan akhir dari perjuangan. Saya akan terus belajar untuk mengharumkan nama negara,” ujar Sultan dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (8/8/2024).
Ia berharap siswa-siswa lainnya juga terus semangat dan terus belajar.
“Yang paling penting itu terus berusaha jangan pernah merasa apa yang dilakukan itu sia-sia. Untuk bidang kimia, tipsnya adalah perbanyak mencari bahan-bahan untuk belajar terutama dari orang-orang yang sudah berpengalaman,” imbuhnya.
Agar siap bertanding di olimpiade, para siswa Indonesia didampingi oleh Head Mentor Deana Wahyuningrum dan Mentor Irma Mulyani dari Institut Teknologi Bandung, serta Scientific Observer Rahmat Wibowo dari Universitas Indonesia (UI).
Aryo Razak, siswa SMA Katolik Rajawali Makassar, menuturkan tim IChO Indonesia sendiri juga belajar untuk tidak putus asa jika mengalami tantangan selama berlatih dan berkompetisi.
“Tantangannya itu waktu mengerjakan soal sangat sedikit. Kita juga mengerjakan ujian praktikum dan ujian teori. Tetapi akhirnya kita bisa melewati dan mendapat medali,” tuturnya.
Terdata di SIMT Puspresnas
Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemendikbudristek, Maria Veronica Irene Herdjiono, mengatakan prestasi para siswa di olimpiade kimia internasional tersebut akan terdata dalam Sistem Informasi Manajemen Talenta (SIMT).
Pangkalan data talenta nasional dari Puspresnas tersebut mendukung pencatatan dan pemetaan talenta nasional terintegrasi dan berkelanjutan.
“Prestasi-prestasi yang telah diraih oleh siswa baik di tingkat nasional dan internasional akan langsung terdata di SIMT. Hal ini sebagai upaya membantu siswa dalam mengembangkan potensi dan minatnya serta untuk proses meniti kariernya di masa depan,” tutur Irene.
Diketahui, data prestasi di Puspresnas dapat mendukung siswa untuk meraih beasiswa kuliah di dalam negeri maupun luar negeri. Nah detikers, mau jadi seperti Sultan, Aryo, James, dan Ahmad? Semangat belajar, ya!
(twu/faz)