Jakarta –
Pandemi COVID-19 telah mengubah banyak kehidupan masyarakat Indonesia. Salah satu sektor yang terdampak oleh pandemi ini adalah sektor pendidikan. Saat awal pandemi, sekolah-sekolah terpaksa diliburkan selama dua minggu demi mencegah penyebaran virus COVID-19. Namun, tantangan yang dihadapi oleh para siswa bukan itu saja.
Kondisi pandemi di Indonesia membuat sektor pendidikan semakin memburuk, sekolah yang tadinya hanya diliburkan selama dua minggu harus sepenuhnya diganti dengan metode pembelajaran daring. Hal ini tentunya menjadi tantangan yang besar bagi murid maupun guru, pasalnya tidak semua orang terbiasa dengan adanya teknologi.
Mengutip dari laman resmi Kemendikbud, Prof. Ir, Nizam menyampaikan bahwa situasi itu dapat menjadi tantangan bagi kreativitas setiap individu dalam mengembangkan dunia pendidikan.
“Pandemi menjadi tantangan dalam mengembangkan kreativitas terhadap penggunaan teknologi, bukan hanya transmisi pengetahuan, tapi juga bagaimana memastikan pembelajaran tetap tersampaikan dengan baik,” tutur Nizam
“Pembelajaran daring menjadi tantangan bagi dunia pendidikan dengan situasi Indonesia yang memiliki ribuan pulau. Bagaimana teknologi dapat digunakan, bagaimana penyediaan akses internet pada daerah-daerah terpencil dimana barang elektronik tanpa akses internet pun masih menjadi suatu kemewahan. Ini merupakan tantangan bagi semua pihak, saat ini kita harus bekerja keras bersama bagaimana membawa teknologi menjawab permasalahan nyata yang terjadi pada mahasiswa dan pelajar yang kurang beruntung dalam hal ekonomi maupun teknologi yang berada di daerah-daerah terpencil,” lanjutnya.
Kebijakan Kemendikbudristek Saat Pandemi
Di tengah banyaknya tantangan yang dihadapi, Kemendikbud hadir dengan solusi yang dapat memudahkan para murid, mahasiswa, dan guru. Hal ini dilakukan dengan memberlakukan kebijakan diantaranya:
Penyesuaian UKT
Subsidi atau bantuan UKT ini diberikan oleh Kemendikbud kepada para mahasiswa yang perekonomiannya terdampak oleh COVID-19. Kebijakan ini mengalokasikan dana sebesar Rp 745 miliar dengan nominal bantuan yang didapat oleh setiap mahasiswa sesuai dengan jumlah UKT.
“Mendengar banyak sekali keluhan mahasiswa karena dampak ekonomi daripada COVID ini, kami merespons dengan membuat bantuan UKT yang kami lanjutkan,” kata Mendikbudristek Nadiem Makarim.
Bantuan Kuota
Tak hanya penyesuaian UKT, para murid mendapat bantuan berupa kuota dari pemerintah. Adanya pembelajaran daring yang dilakukan oleh murid, guru, dosen, serta mahasiswa mengharuskan mereka untuk terus membeli kuota dengan nominal yang lebih besar dibanding sebelum adanya COVID-19.
Hal ini kemudian mendorong Kemendikbudristek untuk memberikan kuota gratis (bagi siswa dan guru) dan pulsa (bagi mahasiswa) agar pembelajaran dari dapat berjalan dengan lancar.
BOS Afirmasi dan Kinerja
Pada tahun 2020 lalu, Nadiem mengatakan bahwa dana BOS dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan pembelajaran jarak jauh selama pandemi berlangsung. Selain itu, Nadiem juga memperbolehkan penggunaan dana BOP Paud sebagai dana pembiayaan honor pendidik.
Tak hanya sekolah Negeri, dana BOS Afirmasi dan Kinerja ini juga menyasar sekolah-sekolah swasta di Indonesia. Nadiem menjelaskan bahwa kebijakan ini menggelontorkan dana sebesar Rp 3,2 triliun dan menyasar kurang lebih 56 ribu sekolah.
“Jadi itu yang akan kita bantu. Jadi yang tadinya hanya untuk sekolah negeri, kita akan alihkan juga untuk sekolah swasta dengan kriteria yang baru tersebut. Jumlah sasaran kita sekitar 56 ribu sekolah, total digabung menjadi Rp 3,2 triliun dan kriteria-kriterianya seperti yang saya sebut tadi,” ujarnya.
(akn/ega)