Jakarta –
Suka dan duka menghampiri Rizki Oktavianto baru-baru ini. Alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) itu dinobatkan sebagai wisudawan terbaik UGM.
Akan tetapi, pada momen yang sama ia juga harus kehilangan sosok ibu. Sepekan sebelum Rizki wisuda pada Rabu (23/4/2025), sang ibu meninggalkan ia untuk selama-lamanya.
“Sangat sedih bila mengingat ibu, ia yang selalu menyemangati saya dalam belajar,” kenang Rizki dalam laman UGM, dikutip Minggu (27/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rizki dinobatkan sebagai wisudawan S2 terbaik karena meraih indeks prestasi kumulatif (IPK) tinggi yakni 3,97. Selain itu, ia merampungan S2 Sains dan Akuntansi dalam 1 tahun 5 bulan 8 hari saja.
Sang Ibu Dorong Rizki Kuliah Setinggi-tingginya
Pencapaian S2 ini menurut Rizki tak lepas dari perjuangan sang ibu. Selama kuliah, hanya sosok ibu yang selalu ada menemani Rizki.
“Ibu selalu menyemangati saya untuk terus belajar dan mendoakan yang terbaik,” katanya.
Setelah Rizki dinyatakan lulus ujian tesis, ibunya telah menyiapkan diri untuk hadir pada hari wisuda. Selain itu, sudah ada rencana darinya untuk bertemu langsung dosen pembimbing Rizki untuk menyampaikan rasa terima kasih.
Namun, takdir berkata lain. Kini Rizki hanya bisa mengenang hal-hal baik dari ibunya tersebut.
Sementara sang ayah pun sudah meninggalkan Rizki dan ibunya 20 tahun yang lalu. Sehingga sekarang Rizki harus berjuang dan kuat sendiri mengingat dirinya adalah anak tunggal.
“Saya sedih sekali, ditinggal dua orang terkasih dalam hidup saya,” ungkapnya.
Harapan Besar dari Gelar Magister yang Disandangnya
Meski sudah tak ada kedua orang tua, Rizki akan terus bersemangat dalam melangkah ke depan. Terlebih kini ia sudah mempunyai amanah baru sebagai seorang lulusan magister.
Rizki kemudian menyampaikan sebuah kutipan dalam bahasa Jawa bagi sang ibu, “Suwun ngancani, suwun sampun nyekseni padange dalan sing tak liwati. Pencapaian iki, ibuk sing ndongani.” (Terima kasih telah menemani, terima kasih telah menyaksikan terang jalan yang aku lewati. Pencapaian ini, adalah hasil dari doa-doamu).
Rizki berharap ilmunya bisa bermanfaat bagi masyarakat luas. Ia juga ingin menunjukkan kepada orang tuanya yang meski sudah tiada bahwa ia akan terus jadi sosok yang menginspirasi bagi orang lain.
“Sukses adalah ketika kita dapat menjadi orang yang bermanfaat dan menginspirasi orang lain meskipun melalui langkah-langkah kecil,” pungkasnya.
(cyu/nah)