Jakarta –
Baru-baru ini, media sosial diramaikan dengan kisah seorang perempuan yang membagikan perjalanan kelulusan kuliahnya. Pada momen wisuda, ia membagikan perjuangan ayahnya yang banting tulang demi kelulusan anaknya.
Perempuan tersebut adalah Cassandra Sinaga, yang baru saja lulus dari Universitas Palangka Raya di Kalimantan Tengah. Momen kelulusannya ia abadikan dalam sebuah unggahan di TikTok, bersamaan dengan cerita tentang perjuangan ayahnya.
Sandra, sapaannya, bercerita bahwa di balik kelulusan kuliahnya, terdapat seorang ayah yang berjuang ke sana ke mari, hingga rela berjualan tas demi anaknya bisa sekolah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Satu dunia harus tahu bapakku sehebat itu,” tulisnya dalam unggahan yang sudah disukai sebanyak 4,5 juta pengguna, seperti dilihat Kamis (19/12/2024).
Demi Anak Bisa Sekolah, Ayah Sandra Rela Gonta-ganti Profesi
Saat dihubungi detikEdu, Kamis (19/12), Sandra mengatakan bahwa perjuangan ayahnya telah dimulai sejak dirinya duduk di bangku SMA. Sejak kecil sampai dirinya SMA, orang tuanya bekerja sebagai pedagang mie.
Namun, pandemi COVID-19 membuat dagangan orang tuanya kurang laku sampai akhirnya harus tutup karena lockdown. Sejak itu, kesulitan biaya untuk sekolah mulai dirasakan orang tuanya.
“Mereka akhirnya pinjam ke sana ke mari untuk biaya kuliah saya dan saudara saya,” kata perempuan asal Balige, Kab.Toba, Sumatera Utara tersebut.
Setelah pandemi COVID-19, Sandra melanjutkan, ayahnya sering berganti dagangan mulai dari jual kayu galak-galak, jualan sayur, jual kelapa, hingga jadi supir.
“Saat ini bapak jualan tas, kalo ga laku bapak jual tasnya sambil keliling,” ungkapnya.
Sandra mengatakan bahwa semua perjuangan itu dilakukan agar dirinya bisa sekolah.
“Walaupun bapak hanya tamat SD, bapak mau kami anak-anaknya sekolah yg tinggi. Bapak gamau kami sama dengannya yg tidak punya pendidikan. Tapi bukannya bapak tidak mau bersekolah, tapi nasib Bapak berkata lain. Bapak saya sudah yatim sejak kecil dan dia harus bertahan hidup,” ceritanya kepada detikEdu.
Ikut Bantu Orang Tua Sejak Kuliah
Tak hanya diam, semasa kuliah Sandra juga bercerita menjalani studinya sambil bekerja. Tujuannya agar dirinya bisa meringankan orang tuanya.
Dia terus memutar otak agar tetap bisa membagi waktu antara kewajibannya belajar dan membantu orang tua dengan bekerja. Hal itu ia lakukan sejak semester dua.
“Saya ingat sekali pertama kali saya kerja, kerjaan saya bungkusin sayur-sayur. Saya kuliah jam 7 dan kerja saya dimulai dari jam 5 terkadang kalau orderan padat saya harus mulai kerja dari jam 3 subuh. Terkadang kuliah sambil nahan ngantuk, tapi saya ga nyerah,” ujar Sandra.
Selain itu, Sandra juga terus mengembangkan diri sampai akhirnya bisa menghasilkan uang dengan cara lain. Dia mulai produktif menghasilkan uang dari berjualan, makeup, nail art, manortor (menari Tor Tor), bahkan dari hasil endorse.
“Semua itu tentunya ada proses, apalagi saya perintis yang tidak dimodali sama sekali dari orang tua. Saya cari sendiri uang untuk modal usaha saya. Tapi untungnya semua itu bisa saya lewati,” ucapnya dengan bangga.
Jangan Pernah Lupakan Orang Tua
Meski sudah lulus dan bisa menghasilkan uang, Sandra tak pernah lupa dengan orang tuanya. Ia juga turut berpesan agar semua orang yang sedang berjuang untuk tidak melupakan orang tua.
“Buat teman-teman yang sedang berjuang demi gelarnya atau pendidikannya, tetap semangat dan jangan lupakan perjuangan orang tua. Jangan sampai tidak jujur kepada orang tua dengan melebih-lebihkan uang kuliah atau untuk keperluan kuliah apa pun,” pesannya.
Baginya, sebagai anak tidak boleh lupa dari mana asal kita dan bagaimana perjuangan orang tua kita. Terlebih, menurutnya, sering kali orang tua mengalami kesusahan tapi tidak ingin menunjukkan lemah di depan anak-anaknya.
“Orang tua kita juga baru pertama kali jadi orang tua. Mereka juga mau nangis kalau ada kesulitan, mereka juga mau teriak kalau ada masalah, mereka juga pernah mau menyerah karena kehidupannya mungkin yang sedang tidak baik-baik saja, tapi mereka gamau kita tau apa yg sedang dialami mereka,” tutur Sandra.
“Ayo mari sayangi orang tua kalian selagi mereka masih ada, dan buat teman-teman yang sudah kehilangan orang tua atau peran orang tua, tetap semangat karena hidup terus berjalan,” pungkasnya.
(faz/nah)