Jakarta –
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Prof Abdul Mu’ti MEd mengaku akan memperbanyak kutu! Eits, bukan sembarang kutu, yang diperbanyak adalah kutu buku!
Kutu buku merupakan sebutan bagi mereka yang senang membaca buku. Kemendikdasmen akan memperbanyak bahan-bahan bacaan sebagai upaya dalam memperkuat literasi. Teknisnya, akan ada target jumlah bacaan siswa.
“Jadi misalnya dalam seminggu dia baca satu buku. Nanti membuat resume dari bacaan itu, misalnya,” ujar Mu’ti kepada detikEdu di kantornya, Jl Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta, Selasa (19/11/2024).
Melalui cara ini, Mu’ti berharap kebiasaan membaca siswa akan terbangun. Sehingga ke depannya banyak kutu buku baru hadir dari siswa yang suka membaca.
“Kita memperbanyak kutu…. kutu buku! Di mana anak-anak itu ya kita usahakan baca buku,” tegasnya.
Mu’ti meyakini kesediaan buku bacaan untuk anak sekolah masih minim. Sehingga pihaknya akan memfasilitasi pemenuhan buku bacaan bermutu di sekolah, memperbanyak taman bacaan masyarakat, dan menghadirkan buku di banyak tempat yang dikunjungi masyarakat seperti tempat ibadah, terminal, stasiun kereta, hingga bandara.
Ia juga optimis gerakan membaca buku bisa digalakkan di antara disrupsi gawai, terutama bagi Gen Z dan Gen Alpha. Hal ini juga telah tercermin dalam slogan Kemendikdasmen yakni belar sepanjang hayat.
“Bangsa-bangsa yang maju adalah bangsa yang masyarakatnya pembelajar. Supaya tidak sekedar menjadi slogan (akan) kita fasilitasi. Jadi untuk bisa belajar sepanjang hayat tentu saja kita fasilitasi supaya masyarakat bisa mengembangkan diri dengan belajar sepanjang hayat,” ujar Mu’ti.
Kegemaran belajar dalam bentuk membaca buku, merupakan salah satu karakter yang akan dibentuk dalam program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang akan diluncurkan Kemendikdasmen pada Desember 2024 mendatang. Melalui program ini, Sekum PP Muhammadiyah itu berharap karakter anak-anak Indonesia bisa berubah.
“Tujuh kebiasaan anak Indonesia kami launching agar anak-anak itu berubah karakternya. Dengan kebiasaan-kebiasaan yang bisa mereka lakukan sejak dini. Tidak terlalu berat, yang penting adalah pembiasaannya,” kata Mu’ti.
Buku Kendali Pantau 7 Kebiasaan Anak
Adapun 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat disebutkan Mu’ti yakni bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan-makanan sehat dan begizi, gemar belajar, bermasyarakat, serta beristirahat cepat atau tidur cepat.
“Ini adalah bagian dari upaya kami untuk mengubah kebiasaan atau membentuk kebiasaan baru. Kalau ini bisa dilakukan kami berharap dapat menjadi bagian dari pendidikan karakter,” tambah Mu’ti.
Terkait teknisnya, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menyebutkan nanti guru akan bekerja sama dengan orang tua. Tetapi sebagai catatan, program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat ini tidak akan masuk pada penilaian sekolah karena bersifat sukarela.
“Nanti ini tidak masuk pada penilaian. Ini bagian dari membangun kebiasaan. Memang dia bersifat voluntary, sukarela, tapi ada report-nya (laporan-nya),” jelasnya.
Laporan ini kemungkinan nanti akan dituangkan dalam bentuk buku kendali. Orang tua akan berperan sebagai pengawas anak di rumah dalam menjalankan program ini.
“Misalnya bangun pagi nanti anak bangun jam berapa ditulis. Kemudian dia beribadah, olahraga ringan untuk relaksasi habis bangun tidur dan sebagainya,” urai Mu’ti.
(det/nwk)