Jakarta –
Salah satu cara yang efektif untuk mengajarkan sesuatu kepada anak-anak adalah dengan konsep permainan. Cara ini juga dilakukan oleh seorang mahasiswa Universitas Dinamika (STIKOM Surabaya) yang membuat permainan kartu untuk belajar ilmu tajwid.
Mahasiswa tersebut adalah Muhamad Ikhwan Amrulloh. Ia membuat permainan kartu (card game) tentang ilmu tajwid yang diberi nama ‘Tanda Elok’. Permainan ini ditujukan untuk anak-anak berusia 7-12 tahun sebagai media edukasi interaktif belajar tajwid.
Mengutip detikHikmah, tajwid adalah ilmu yang menjelaskan tentang hukum-hukum dan kaidah-kaidah yang menjadi landasan wajib ketika membaca Al-Qur’an, sehingga sesuai dengan bacaan Rasulullah SAW.
Permainan sebagai Pendekatan untuk Anak-anak Mudah Belajar
Penelitian telah menunjukkan bahwa permainan sangat penting untuk perkembangan yang sehat pada anak usia dini dan seterusnya.
Dilansir dari Cambridge English, bermain memungkinkan anak mempraktikkan apa yang mereka ketahui dan juga apa yang tidak mereka ketahui. Selain itu, anak-anak juga bisa bereksperimen melalui trial and error, menemukan solusi terhadap masalah, menyusun strategi terbaik, dan membangun kepercayaan diri dan keterampilan baru.
Pendekatan ini yang kemudian dipakai oleh Ikhwan, agar anak-anak bisa belajar tanpa mudah bosan. Permainan kartu yang dibuatnya, dikatakan dapat menjadi sebuah media pembelajaran yang menarik dan efektif karena terdapat interaktivitas saat bermain didukung dengan visual.
“Card game jika digunakan dalam pembelajaran lebih menyenangkan untuk anak-anak dan efektif dalam merangsang indra mereka,” kata mahasiswa program studi Desain Komunikasi Visual (DKV) tersebut, dikutip dari situs resmi STIKOM Surabaya.
Konsep Permainan Kartu yang Dilengkapi AR
Mahasiswa STIKOM Surabaya, Muhamad Ikhwan Amrulloh, membuat permainan kartu untuk anak-anak belajar ilmu tajwid. Foto: Doc. Universitas Dinamika (STIKOM Surabaya)
|
Ikhwan menjelaskan bahwa konsep permainan kartu ini, juga memiliki fitur teknologi augmented reality (AR) untuk menambah interaktivitas anak-anak. AR ini terdapat pada ‘cover box packaging’ yang berisi tips bermain secara detail.
Karena ditargetkan untuk anak-anak, maka ia memberi petunjuk untuk mempermudah pemahaman cara bermain. Selain itu, juga ditambahkan dubbing audio dan latar belakang suara untuk menegaskan yang divisualkan di AR tersebut.
Menariknya lagi, ia juga menggunakan teknik ilustrasi digital painting dengan ‘style chibi’ untuk membuat karakter-karakter yang menarik anak kecil untuk bermain.
“Terdapat 70 kartu hijaiyah, lima kartu daftar tajwid, 10 kartu spesial, satu lembar petunjuk permainan, dan satu lembar informasi di dalam cover box packaging. Selain itu, juga ada media pendukung card game, seperti gantungan kunci, sticker, dan x-banner,” papar mahasiswa STIKOM Surabaya tersebut.
Adapun untuk cara bermainnya, pemain harus membuka kartu yang tersusun sambil mengucapkan urutan daftar kartu tajwid yang tepat, lalu menepuk kartunya.
“Pemain yang paling responsif dan menepuk kartu saat kartu tajwid dan kartu hijaiyah sesuai, diperbolehkan untuk mengambil kartu tersebut (yang sudah ditepuk). Pemain dengan kartu hijaiyah terbanyak akan dinobatkan sebagai pemenangnya,” tutur Ikhwan.
Menurutnya, ilmu tajwid adalah sesuatu yang harus dipelajari oleh setiap umat muslim sebagai pedoman membaca Al-Qur’an sedini mungkin.
Jadi, permainan yang dibuatnya bisa membantu anak-anak memberikan gambaran agar bisa membaca Al-Qur’an dengan benar dan sesuai kaidah.
“Tajwid adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melafalkan dan pengucapan Al-Qur’an dengan baik dan benar,” pungkasnya.
(faz/nwy)