Jakarta –
Manipulasi data rapor tengah menjerat SMPN 19 Depok. Diketahui, pihak sekolah melakukan ‘cuci rapor’ terhadap 51 siswanya agar diterima di SMA dengan jalur prestasi rapor.
Plh Kadisdik Jawa Barat, Mochamad Ade, mengonfirmasi bahwa ada 51 calon siswa yang terbukti menaikkan nilai rapor agar bisa masuk SMA negeri di Depok.
“Ya, jadi 51 CPD dari salah satu SMP ya,” ucapnya dalam detikNews, dikutip Kamis (18/7/2024).
Setelah terbukti terlibat manipulasi data, 51 calon peserta didik (CPD) tersebut dianulir dari sejumlah SMAN Depok.
“Itu terpaksa harus dianulir, status diterimanya (jadi murid) gitu. Nah, jadi terpaksa harus dianulir,” imbuh Mochamad Ade.
Terbongkar karena Ada Perbedaan pada E-Rapor
Awalnya, 51 siswa tersebut telah diterima di sejumlah SMAN di Depok dengan jalur prestasi rapor. Penerimaan awal ini bisa terjadi karena bidang pengawasan PPDB Jabar dan Panitia PPDB salah satu SMAN di Kota Depok, melakukan validasi ke SMP asal sekolah asal calon siswa tersebut.
Validasi ini lolos karena data yang disandingkan antara nilai rapor yang diunggah oleh CPD dengan buku rapor, dan juga buku nilai yang ada di sekolah tidak ada perbedaan nilai atau sesuai.
Perbedaan baru terlihat saat dilakukan verifikasi selanjutnya dengan mengecek e-rapor. Pengecekan e-rapor ini dilakukan Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemendikbudristek.
Hasilnya, nilai siswa-siswa tersebut di e-rapor tidak sama dengan nilai yang di upload dengan buku rapor maupun buku nilai dari sekolah. Kemudian, Itjen Kemendikbudristek bersama Disdik Jabar menelusuri dan akhirnya terbukti adanya istilah ‘cuci rapor’ atau manipulasi data.
“Dan akhirnya diketahui jelas lah, ada istilahnya di Depok itu ‘cuci rapor’ ya, ada cuci rapor yang dilakukan oleh sekolah. Nah, jadi bagi kami di PPDB Jabar karena ada perbedaan nilai dan ini apalagi gitu ya, hal yang sangat memalukan begitu ya,” papar Ade.
Pihak SMPN 19 Depok Telah Mengakui, Bagaimana Nasib Siswanya?
Setelah terbukti adanya manipulasi data 51 siswa, Kepala SMPN 19 Depok, Nenden Eveline, mengakui kesalahan pihaknya dan siap menerima konsekuensi.
“Jadi memang sudah dari proses yang kami jalani memang kami akui memang ada kesalahan dan kami juga sudah siap dengan konsekuensinya nanti bersama dengan disdik, seperti itu,” kata Nenden kepada wartawan, dikutip dari detikNews, Kamis (18/7/2024).
Terkait nasib 51 siswa yang rapornya dimanipulasi, dia mengatakan pihaknya bersama Dinas Pendidikan (Disdik) Depok bertanggung jawab agar siswa tetap bisa bersekolah.
“Yang jelas kami bersama dinas pendidikan bertanggung jawab gitu ya untuk 51 peserta didik kami yang dianulir ini. Kami pastikan nanti bersekolah tapi di sekolah swasta. Mungkin itu saja yang bisa kami sampaikan untuk saat ini mudah-mudahan paham gitu,” tuturnya.
(faz/nwk)