Jakarta –
Menjadi wisudawan terbaik di perguruan tinggi negeri (PTN) favorit adalah hal yang membanggakan. Hal ini beruntung terjadi pada alumni Universitas Airlangga (Unair) yakni Fadiya Furuujihim Rohsarifuddin.
Perempuan dengan sapaan akrab Fadiya ini berhasil menjadi wisudawan terbaik di Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK). Ia baru saja diwisuda pada bulan Oktober 2024 lalu.
Kuliah dengan Beasiswa Fast Track
Fadiya adalah sosok yang punya tekad tinggi. Ia mengaku ingin meraih pendidikan yang tinggi sebagai hadiah bagi sang ibu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ibu adalah motivasi utamaku untuk melanjutkan pendidikan S2. Ibuku bukan seseorang yang punya gelar sarjana dan aku mau mempersembahkan gelar ini buat ibuku,” ungkap Fadiya pada laman Unair, dikutip Minggu (3/11/2024).
Sehingga Fadiya harus berusaha lewat apapun caranya agar bisa meraih gelar S2. Akhirnya ia mendaftar beasiswa fast track dan lolos.
Selain itu, kegigihan Fadiya melanjutkan S2 dikarenakan ada mata kuliah yang relevan sesuai minatnya. Fadiya pun mengambil S2 Bioteknologi Perikanan dan Kelautan.
Tantangan Kuliah Fast Track S1-S2
Menurut Fadiya, melanjutkan pendidikan lewat beasiswa fast track lebih sulit daripada beasiswa pada umumnya. Saat Fadiya masih mengerjakan tugas akhir S1, ia harus mulai mengikuti perkuliahan S2.
“Perjalanan studi S2 dengan program fast track ini cukup melelahkan terutama saat semester 7 dan 8 di studi S1. Aku harus mengkhususkan perhatian aku untuk penelitian dan bimbingan skripsi tapi aku juga harus pintar membagi waktu untuk mengikuti kegiatan perkuliahan S2,” katanya.
Pada saat kelulusan S1, Fadiya pun dinobatkan sebagai wisudawan terbaik dari fakultas yang sama. Meski sudah fokus S2 saja, menurut Fadiya tetap ada tantangan selama menjalani perkuliahannya.
Terutama saat melakukan penelitian. Walaupun selama S2 Fadiya lebih banyak menghabiskan di laboratorium tetapi ia menjalaninya dengan senang hati karena merupakan minatnya.
“Lelahnya dapat, tapi dapat juga bahagianya, karena pada saat itu aku melakukan hal yang paling aku suka. Berkutat dengan laboratorium menurutku adalah waktu yang bisa buat aku relax meskipun ada kalanya hasil ujinya agak nggak sesuai,” katanya.
Adapun alasan Fadiya mengambil S2 karena dirinya ingin menjadi seorang dosen. Menurutnya, selain meneliti dosen juga bisa membagikan ilmunya menjadi manfaat bagi banyak orang.
“Dari dulu pengen banget bisa jadi tenaga pendidik seperti dosen atau peneliti. Beberapa waktu terakhir sempat terpikir aku pengen bisa memperdalam ilmu yang aku punya dan mengembangkan hasil penelitian, jadi mungkin jika di-ridhoi Allah aku pengen coba untuk ikut beasiswa dan bisa melanjutkan studi S3 di luar negeri,” ungkapnya.
Bagi kawan-kawan yang ingin mengikuti jejak Fadiya, ia berpesan agar terus berusaha dan memaksimalkan perjalanan hidup. Tidak lupa, ia juga berpesan untuk terus bekerja keras.
“You own your life dan kamu adalah bintang di kehidupanmu, akan tiba waktunya kamu bisa mengeluarkan sinar dari diri kamu. Jadi trust the timing dan Tuhan sebagai pembuat rencana akan menilai semua kerja keras yang kamu lakukan dan insyaallah akan mengabulkan apa yang kamu impikan itu,” pesan Fadiya.
(cyu/nwk)