Jakarta –
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) luncurkan album lagu Karya Cipta Lagu Pembelajaran Anak Usia Dini (Kicau), Minggu (2/2/2025). Album ini berisikan 10 lagu yang mengajak siswa PAUD belajar dengan menyenangkan.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Nunuk Suryani menjelaskan kehadiran Kicau berangkat dari keprihatinan Mendikdasmen Abdul Mu’ti. Beliau menilai kehadiran lagu anak di masa kini sangat langka.
“Kicau berawal dari saat itu berdiskusi dengan Pak Menteri dan Bu Menteri (Kemendikdasmen) yang menyampaikan keprihatinan karena lagu-lagu anak sangat langka. Sehingga anak-anak katanya menyanyikan lagu dewasa,” ujar Nunuk dalam acara Peluncuran Album Lagu Kicau di area Kemendikdasmen, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta, Minggu (2/2/2025).
Berangkat dari hal itu, Kemendikdasmen melalui Direktorat Guru Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Nonformal mengadakan lomba Kicau yang pesertanya adalah para guru PAUD. Bukan sekedar mengasah kreativitas, Kicau merupakan ajang bagi para guru PAUD untuk menciptakan media pembelajaran yang menyenangkan dan inovatif bagi siswa.
Kicau telah diselenggarakan pada 2024 lalu dan diikuti lebih dari 400 guru PAUD seluruh Indonesia. Berbagai karya dalam album Kicau juga telah mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
“Lagu-lagu ini juga sudah mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual dan albumnya sudah kami daftarkan. Sehingga lagu-lagu ini bisa kita sosialisasikan kepada masyarakat secara luas,” tambah Nunuk.
Upaya Perkuat Pendidikan Karakter
Pada kesempatan yang sama, Mendikdasmen Abdul Mu’ti menyebut Kicau adalah upaya dari Kemendikdasmen untuk memperkuat pendidikan karakter anak usia dini. Terutama melalui lagu-lagu yang sesuai dengan umur dan fokus pendidikan anak.
“Kami sering bercanda, anak-anak itu dulu nyanyinya ‘balonku ada lima’, sekarang nyanyinya ‘menghitung hari’. Dulu nyanyinya ‘pelangi-pelangi alangkah indahmu’, sekarang nyanyinya ‘ada pelangi di matamu’,” tutur Mu’ti.
Lagu-lagu yang diucapkannya dinilai tidak sesuai dengan tingkat umur anak PAUD. Sehingga Kicau jadi langkah awal bagi Kemendikdasmen untuk memberikan lagu yang menanamkan karakter, rasa cinta tanah air, cinta alam, dan karakter mulai lain bagi anak Indonesia.
Mu’ti menyebutkan pada tahap ini album Kicau berisi 10 karya pemenang dari 400 guru PAUD yang mendaftar. Tetapi, ia kembali meminta pihak yang menangani Kicau untuk melihat lagi lagu lain agar kompilasi album serupa Kicau bisa dilakukan lagi.
“Kemudian saya juga sudah minta panitia untuk yang tidak menang pun nanti dilihat lagi, dan bisa kita kompilasi lagi supaya lagunya tidak hanya 10, tapi mudah-mudahan bisa 20 atau lebih dari itu,” kata dia lagi.
Nantinya, lagu-lagu ini akan ditayangkan pada kanal YouTube dan laman website Kemendikdasmen. Selain itu, lagu-lagu Kicau juga akan disebarluaskan dalam bentuk lain yang mudah diakses.
“Dan juga kita sosialisasikan melalui TK, PAUD, dan berbagai layanan pendidikan anak usia dini yang lainnya,” pungkas Mu’ti.
(det/nwk)