Jakarta –
Penelitian mengenai teleportasi kuantum mengantarkan Taufiqi menghasilkan lima jurnal ilmiah internasional dengan reputasi Quartile 1 atau biasa disingkat Q1.
Reputasi Q1 merupakan tingkatan dalam jurnal internasional Scopus yang berdampak paling signifikan ketimbang klasifikasi lainnya. Pria dengan nama lengkap Muhammad Taufiqi itu menerbitkan kelima jurnal tersebut semasa studi doktoralnya.
Lulus Doktoral 2,5 Tahun
Taufiqi menjadi lulusan doktor berprestasi dari Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD), Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Dia berhasil menamatkan studi hanya dalam waktu 2,5 tahun.
Taufiqi bisa saja lulus dalam waktu dua tahun. Namun, peraturan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Riset Teknologi yang menjelaskan program doktoral harus dijalani lebih dari dua tahun mengharuskan Taufiqi menambah satu semester lagi.
Supaya waktunya tak sia-sia itulah Taufiqi mengoptimalkannya untuk memperkuat penelitian. Dalam penelitiannya, Taufiqi fokus pada pengembangan protokol teleportasi kuantum yang lebih aman. Dia menggabungkan dua konsep teori kuantum, yakni protokol enkripsi dan protokol teleportasi menjadi satu kesatuan untuk bisa digunakan bersamaan.
“Topik ini saya pilih karena memiliki potensi besar untuk meningkatkan keamanan data dalam komunikasi kuantum,” ujar Taufiqi, dikutip dari rilis dalam laman ITS pada Rabu (31/7/2024).
Kelima jurnal Taufiqi adalah hasil pengembangan penelitian pertamanya yang membahas teleportasi kuantum. Taufiqi fokus pada Protokol Quantum Demon Pot yang memungkinkan teleportasi terenkripsi, dalam jurnal pertamanya.
Penelitian tersebut adalah bagian fundamental usahanya dalam meningkatkan keamanan dalam transfer keadaan kuantum, dengan menggabungkan metode enkripsi dalam proses teleportasi. Selama meneliti dalam penyusunan jurnal pertama, Taufiqi banyak mendapati kegagalan dalam membuat teleportasi enkripsi, yang malah membuka jalan untuk penemuan-penemuan yang baru.
Kemudian pada jurnal kedua, Taufiqi membahas teleportasi quantum siklik yang diusulkan untuk meningkatkan efisiensi proses teleportasi dengan kontrol multilevel. Sementara jurnal lainnya menguraikan teleportasi dua arah melalui penawaran mekanisme untuk transfer informasi timbal balik secara lebih efisien.
Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang itu juga meneliti teleportasi dengan pengontrol logic OR dalam lingkungan berisik. Penelitian tersebut mengeksplorasi bagaimana pengendalian logika OR bisa diterapkan dalam teleportasi kuantum guna menjaga ketahanan informasi dalam kondisi yang nyata.
Terakhir, dalam disertasinya Taufiqi melanjutkan risetnya tentang topik soal protokol teleportasi kuantum terenkripsi dengan satu pengontrol.
Kesulitan dalam Penelitian
Kelima jurnal Taufiqi masuk dalam jurnal bereputasi Q1. Sehingga, jurnal miliknya kerap dikutip oleh peneliti lainnya yang juga termasuk dalam 25 persen jurnal teratas.
Tiga di antara lima jurnal yang dia terbitkan dipublikasikan pada International Journal of Theoretical Physics (IJTP) yang mempunyai reputasi Scopus Q1. Sementara jurnal lainnya diterbitkan di Physica Scripta sebagai jurnal internasional untuk penelitian asli di cabang fisika.
Kesulitan terbesar yang dialami Taufiqi dalam penelitiannya adalah menemukan metode tepat untuk menggabungkan protokol teleportasi dan enkripsi kuantum. Walaupun begitu, kegigihannya membuahkan hasil.
“Kegagalan-kegagalan ini justru memberikan saya banyak ide baru untuk menghasilkan publikasi lainnya,” ujarnya.
Setelah merampungkan sidang disertasinya, seluruh biaya yang digunakan selama studi doktoralnya akan diganti oleh dosen pendamping Taufiqi, yaitu Prof Drs Agus Purwanto.
Ke depannya Taufiqi akan melanjutkan risetnya hingga mencapai target dan bisa mengabdikan dirinya di ITS nantinya. Dia berharap dapat menjadi inspirasi untuk mahasiswa lain supaya terus bekerja keras dan memanfaatkan waktu dengan baik.
“Hargai waktu, gunakan dengan positif, dan bekerja keras dalam melakukan sesuatu. Itulah kunci keberhasilan saya,” kata Taufiqi.
(nah/nwk)