Jakarta –
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Tatang Muttaqin menuturkan siswa SMK yang menempuh pendidikan empat tahun jadi prioritas calon pekerja migran.
“Nah ini bagaimana yang 4 tahun ini yang lebih siap ini. Pak Menteri menekankan untuk bisa dikirim ke luar negeri karena ada plusnya-plusnya,” ujarnya dalam acara pelepasan 1.500 calon pekerja migran di SMKS Mitra Industri, Cikarang, Jawa Barat pada Kamis (17/4/2025).
Ia juga mengatakan Kemendikdasmen tengah mendorong SMK unggulan untuk menyelenggarakan pendidikan empat tahun. Tiga tahun belajar dan satu tahun persiapan kerja atau praktik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Seperti misalnya welding, tiga tahun tidak cukup, maka ditambahin empat tahun. Jadi yang empat tahun itu ada yang memang untuk disiapkan ke luar negeri, tapi yang di dalam negeri juga banyak,” bebernya.
Batas Usia-Kematangan Bahasa Jadi Alasan Lain
Selain untuk mematangkan skill, durasi empat tahun perlu untuk penguasaan bahasa. Selama itu, siswa SMK akan dilatih menguasai bahasa sesuai dengan tujuan negaranya.
“Di samping tadi penguatan agar kompetensinya cocok dan juga bahasa. Makanya satu tahun itu mungkin tambahan untuk penguatan bahasa,” tambah Tatang.
Kemudian, alasan yang juga menjadi dasar lulusan SMK empat tahun diprioritaskan berangkat adalah usia. Di kebanyakan negara, syarat bekerja bagi warga negara asing adalah minimal 18 tahun.
“Kalau rata-rata yang 3 tahun itu baru 17 tahun, di luar negeri itu kan bekerja setidaknya usia 18 tahun. Jadi nunggu waktu itu juga,” katanya.
Tatang mengatakan, saat ini pihaknya tengah mengusahakan pematangan program pengiriman lulusan SMK ke perusahaan luar negeri. Tak sendiri, Kemendikdasmen menggandeng Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) dan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI).
“Tapi juga pengiriman ke luar negeri ini kan ada yang kita koordinir. Ada yang memang langsung sekolah dengan perusahaannya,” tegas Tatang.
Meski demikian, lulusan SMK yang hanya bersekolah tiga tahun juga tetap berusaha diberangkatkan. Hal itu tergantung lagi ke bidang atau perusahaan yang merekrut.
“Memang kalau kita lihat kalau untuk yang keahlian yang sifatnya hospitality, kemudian perhotelan dan segala macamnya itu tiga tahun cukup. Tapi kalau untuk yang advance lagi kayak misalnya welding, itu tingkat tinggi,” pungkasnya.
(cyu/faz)