Jakarta –
Bekerja di industri impian memang menjadi impian banyak lulusan perguruan tinggi. Namun, apa yang akan kamu rasakan bila diterima kerja tanpa melamar ke perusahaan?
Hal itu dirasakan oleh Shabrina, lulusan Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Sekolah Vokasi, Universitas Diponegoro (Undip). Pemilik indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,94 itu kini bekerja di salah satu perusahan pertambangan nikel di Sulawesi Tenggara.
Bagaimana mungkin? Begini kisahnya dikutip dari laman resmi Undip, Rabu (18/12/2024).
Optimalisasi Profil LinkedIn
Ya, Shabrina memang tak pernah melamar di perusahan pertambangan nikel yang kini jadi tempat kerjanya. Alih-alih melamar, ia justru dilamar perusahaan.
Hal ini ia dapatkan berkat melakukan optimalisasi profil media sosial jaringan profesional daring terbesar di dunia, LinkedIn. Diceritakannya, kala itu ada seorang Section Head HRGA (Human Resources & General Administration) dari perusahan tersebut menghubunginya.
Proses komunikasi ini terjadi melalui fitur direct message (DM) di LinkedIn setelah kepala HRGA itu mengunjungi profilnya. Kesempatan itu tak dilewatkan Shabrina dengan mengirimkan Curriculum Vitae (CV), menjelaskan sedikit tentang dirinya.
“User tersebut mengirim pesan terlebih dahulu, dan melalui pesan itu saya mengirimkan CV serta menjelaskan sedikit tentang keahlian dan sertifikasi yang saya miliki,” ucap Shabrina.
Setelah pembicaraan tersebut, alumni SV Undip ini melanjutkan proses rekrutmen. Selang dua hari kemudian, ia menjalani wawancara terintegrasi dengan HR dan user serta menyelesaikan tugas yang diberikan dalam waktu singkat.
Ia bahkan menunjukkan inisiatif lebih dengan menyelesaikan tambahan tugas di luar permintaan user. Tak perlu menunggu lama, ia akhirnya berhasil menerima Offering Letter yang ditunggu-tunggu para pencari kerja.
“Selang beberapa hari, saya menerima Offering Letter dan berhasil melewati tahapan lainnya seperti medical check-up dan pengumpulan berkas administrasi,” imbuhnya.
Penuh Bekal Kompetensi dari Bangku Kuliah
Menurut Shabrina, keberhasilan ini tak lepas dari bekal kompetensi yang diperolehnya selama berkuliah di TRKI Vokasi Undip. Berbagai kegiatan dilakukannya untuk mempersiapkan diri setelah lulus.
Contohnya menjadi asisten laboratorium, mengikuti sertifikasi, dan juga pelatihan. Dari berbagai kegiatan ini, prodi TRKI menjadi berperan penting dalam mengembangkan kemampuan analytical thinking, pemecahan masalah, dan skill lain dalam dirinya.
Berbagai sertifikasi yang telah Shabrina dapatkan selama studi yakni:
- ISO 9001:2016
- ISO 14001:2018
- ISO 45001:2018
- SMK3
- Pengawas Proses Produksi Bahan Kimia Cair
Sedangkan pelatihan yang sudah dilalui Shabrina sejak kuliah di TRKI SV Undip, seperti:
- Biodiesel Plant Engineering dan Career Preparation Training
- HACCP, VACCP, TACCP Based on FSSC 22000 5.1 Version
- Full Stack Data Analysis yang mencakup SQL, Python, Tableau, dan Spreadsheet
- Microsoft Excel hingga level advance.
“Sebelumnya, saya telah bekerja freelance dan menjadi tentor privat materi kimia kepada pelajar SMA. Sembari saya selalu mencari waktu untuk ikut berbagai pelatihan yang tidak hanya berkaitan dengan background pendidikan, namun juga mengasah skill diri saya untuk mengikuti pelatihan teknologi seperti coding, tableau, dan excel hingga tingkatkan advance,” tambahnya.
Di bidang akademik, Shabrina berhasil mempublikasikan hasil penelitian dalam jurnal. Penelitian ini berjudul “Optimization of Sunflower Essential Oil Extraction (Helianthus Annus) Using Soxhletation Method with Factorial Design Experiment.”
Shabrina yakin setiap orang memiliki waktunya masing-masing. Namun, ia yakin terus belajar, tidak mudah menyerah, dan berani mengambil risiko juga menjadi kunci untuk meraih keberhasilan.
Tips yang bisa ia berikan dari kisahnya adalah terus mengevaluasi CV diri sendiri dan memperbarui profil LinkedIn secara rutin. Keduanya menjadi ikhtiar Shabrina untuk bisa meningkatkan peluang karier.
(det/pal)