Jakarta –
Mahasiswa Indonesia di Lebanon masih bertahan 46 orang. Laporan menyebutkan kondisi mereka sehat dan akses logistik aman.
“Mahasiswa Indonesia di Lebanon 46 orang yang masih bertahan. Keadaan mereka Alhamdulillah terpantau aman dan baik, Alhamdulillah,” tutur Dewan Konsultan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Lebanon, Ilham Akbar, saat dikonfirmasi detikEdu pada Kamis (26/9/2024).
Mahasiswa Beirut Islamic University asal Aceh Tamiang ini menambahkan, sejak serangan pager pada Kamis (19/9/2024) lalu, aktivitas belajar mengajar di sekolah dan universitas-universitas di Lebanon diliburkan. Para mahasiswa Indonesia yang masih bertahan di Lebanon, masih bisa mengakses logistik dan kebutuhan dasar.
“Kondisi logistik dan akses kebutuhan pokok masih bisa kami akses dengan bebas dan masih tercukupi, Alhamdulillah. Belum ada masyarakat panic buying dan sebagian tempat menimbun belum ada, kita masih bebas beli kebutuhan sehari-hari,” tuturnya.
KBRI Beirut Jadi Shelter WNI
Ilham menjelaskan, para WNI di Lebanon, termasuk para mahasiswa, terus berkoordinasi dengan Kedutaan Besar RI (KBRI) Beirut melalui WhatsApp Group. KBRI Beirut mengimbau para WNI untuk tidak melakukan perjalanan jauh ke tempat-tempat yang rawan di Lebanon bila tidak penting-penting amat.
Tempat-tempat yang rawan itu antara lain berada di selatan Beirut, selatan Lebanon, timur Lebanon, Baalbek di mana mayoritas milisi Hizbullah bermukim.
KBRI Beirut sendiri sudah membuka pintunya menjadi shelter atau tempat perlindungan bagi para WNI di Lebanon.
“KBRI sudah sediakan tempat di bangunan KBRI jadi penampungan bagi masyarakat Indonesia yang wilayahnya terkena dampak dan ingin mengungsi,” tutur Ilham.
Evakuasi WNI Sudah Berlangsung
Menurut Ilham, KBRI Beirut sudah mengeksekusi imbauan evakuasi WNI dari Lebanon oleh Kementerian Luar Negeri RI.
“Sudah 3 gelombang evakuasi dan insya Allah gelombang selanjutnya dipersiapkan keberangkatan karena sudah beberapa hari ini banyak penerbangan yang menunda keberangkatan dari dan ke Beirut kecuali penerbangan dialihkan ke satu perusahaan milik Lebanon MEA Middle East Airlines, jadi padat sekali,” tutur Ilham.
Untuk evakuasi gelombang selanjutnya, imbuh Ilham, ada 2 dari 46 mahasiswa bertahan yang akan ikut evakuasi.
“Sisanya masih memilih menunggu bertahan di sini sampai keadaan tidak lagi kondusif,” jelas Ilham.
Sebelumnya, kondisi WNI dan para mahasiswa Indonesia juga dijelaskan Presiden PPI Lebanon 2023-2024 Ariq Fadhlur Cahyanto.
“Kondisi Warga Negara Indonesia (WNI) di Lebanon, khususnya di Beirut dan Tripoli, saat ini aman. Serangan roket hanya menyasar wilayah Selatan Lebanon, yang mayoritas dihuni oleh kelompok Hezbollah,” ujar Ariq dalam rilis PPI Dunia Timtengka, ditulis Kamis (26/9/2024).
Wilayah pusat Kota Beirut, imbuh Ariq, cenderung aman.
Semua sekolah dan kampus diliburkan di Lebanon dan dijadikan sebagai penampungan (shelter) warga yang terlantar.
Pihak PPI Lebanon pun terus bekerja sama untuk memastikan keselamatan WNI di tengah situasi tersebut. WNI di Lebanon diimbau untuk terus memantau informasi dari pihak KBRI.
Koordinator PPI Dunia, Marhadi menyampaikan keprihatinannya kepada WNI di sana terutama pelajar dan diaspora. Menurutnya, serangan menimbulkan ketidakstabilan di kawasan Timur Tengah.
“PPI Dunia mengecam keras agresi Israel terhadap Lebanon. Kami mendukung penuh perjuangan rakyat Lebanon dan Palestina dalam menghadapi tindakan yang tidak bisa dinormalisasi ini,” ujar Marhadi dalam pernyataan yang diterbitkan.
PPI Dunia menyatakan solidaritasnya kepada pihak yang terdampak juga mengimbau kepada WNI di sana untuk mempertimbangkan opsi evakuasi yang telah disediakan.
“PPI Dunia berharap situasi segera membaik, dan semua pihak yang berada di wilayah konflik senantiasa dalam keadaan aman. Sekaligus juga mengecam keras atas serangan yang dilakukan oleh Israel ke wilayah Lebanon yang mengakibatkan ketidakstabilan kawasan semakin memburuk,” tambahnya.
(nwk/faz)