Jakarta –
Akses terhadap pendidikan yang berkualitas adalah hak seluruh peserta didik di Indonesia, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus. Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi menyatakan sikap komitmen untuk dapat menciptakan pendidikan kejuruan yang lebih inklusif untuk semua kalangan, tak terkecuali anak-anak berkebutuhan khusus atau ABK.
Melalui penguasaan keterampilan yang lebih tinggi daripada sekadar teori, maka pendidikan kejuruan diharap mampu memberi kesempatan untuk ABK meningkatkan keterampilannya. Dengan bekal keterampilan dan kompetensi itulah para ABK diharap dapat masuk ke dunia kerja.
Komitmen ini salah satunya tampak dari Mondial Creative School, Jakarta Selatan. Sekolah menengah kejuruan tersebut memberikan akses untuk para ABK agar dapat mengenyam pendidikan di sana.
Institusi tersebut juga mempunyai akses kerja sama dengan beberapa mitra dunia usaha dan dunia industri (DUDI) yang memungkinkan para lulusan termasuk ABK dapat masuk ke dunia kerja.
Perwakilan tenaga pendidik atau guru Mondial Creative School, Meyrin Panjaitan mengatakan kerja sama ini dilakukan supaya para siswa ABK atau yang sering disebut divergent artist dapat menerapkan pembelajaran dan beradaptasi dengan kondisi industri.
“Karena kami percaya, mereka (peserta didik ABK) memiliki hak terhadap pendidikan yang berkualitas dan dapat meningkatkan keterampilan mereka. Oleh karena itu, kerja sama dengan para DUDI diperlukan agar dapat meningkatkan keterampilan, baik hard skills maupun soft skills sesuai dengan passion yang dimiliki dengan mengaplikasikan langsung di dunia pekerjaan,” jelasnya, dikutip melalui siaran pers pada Kamis (31/10/2024).
Murid ABK Mengerjakan Proyek dan Karyanya Dipamerkan
Para siswa ABK di Mondial Creative School itu juga berkesempatan bekerja sama dengan para mitra DUDI melalui sejumlah proyek seperti membuat kalender, baju, dan sebagainya. Hal itu dilakukan tiga bulan sekali. Selanjutnya karya yang telah dihasilkan akan dipamerkan melalui karya seni, setidaknya satu kali dalam setahun.
Mondial Creative School pun memberikan kesempatan untuk para anak didiknya agar berkembang dalam soft skill melalui Teachers Day. Dengan kegiatan ini, maka para siswa dapat berperan sebagai guru dalam satu hari dan memberikan pembelajaran ke siswa lainnya.
Kegiatan tersebut dapat memberikan pengalaman baru kepada para siswa untuk mengajar dan berbagi pengetahuan, sekaligus menciptakan suasana belajar yang berbeda dan menyenangkan.
“Kegiatan ini diadakan untuk melatih peserta didik menjadi lebih percaya diri dalam menyampaikan materi dan berbicara di depan umum. Mereka dapat memberikan materi atau topik apapun yang mereka sukai dengan tujuan yang jelas dan dapat memberikan keterampilan baru,” kata Meyrin.
Dia menerangkan, tujuan kegiatan Teachers Day juga untuk mengembangkan keterampilan soft skills peserta didik, seperti berkomunikasi, kepemimpinan, dan rasa percaya diri siswa saat memberikan materi ke teman-temannya.
Dengan program Teachers Day, para siswa dapat belajar cara menyampaikan materi dengan baik, berpikir kritis, dan meningkatkan rasa tanggung jawab. Kegiatan ini pun dapat membantu menciptakan suasana belajar yang interaktif dan menyenangkan, di mana para siswa dapat belajar keterampilan baru dari satu sama lain.
“Bagi guru, ini adalah kesempatan untuk melihat potensi siswa dalam mengajar dan cara mereka mempraktikkan pengetahuan di luar pelajaran biasa,” ujar Meyrin.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Tatang Muttaqin menyebut berbagai upaya yang dilakukan di Mondial Creative School adalah nilai yang ingin dicapai pemerintah melalui Kurikulum Merdeka untuk memenuhi hak pendidikan yang berkualitas bagi seluruh kalangan.
Menurutnya dengan Kurikulum Merdeka para peserta didik termasuk lulusan vokasi dan siswa ABK dapat mempunyai keterampilan hard skills maupun soft skills sesuai kebutuhan dunia kerja. Para siswa ABK juga akan memiliki akses yang sama untuk masuk dan bersaing di dunia kerja.
“Pada akhirnya semua yang sudah kami upayakan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas SDM Indonesia dalam menyongsong Indonesia Emas 2045,” kata Tatang.
Dia mengatakan Kementerian sejak awal memang terus berkomitmen untuk menciptakan pendidikan yang inklusif dan dapat meningkatkan keterampilan para peserta didik, khususnya ABK supaya dapat bersaing hingga ke mancanegara.
(nah/pal)