Jakarta –
Lomba Cerdas Cermat Museum (LCCM) kembali diadakan tahun ini, dengan mengusung tema “ARUNIKA” atau “Asah Rasa untuk Generasi Merdeka Berbudaya”. Acara pembukaan LCCM berlangsung pada 1 November di Museum Nasional Indonesia, Jakarta.
Pembukaan LCCM dilakukan Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Dr H Fadli Zon, SS, MSc. Dalam sambutannya, Fadli Zon mengapresiasi LCCM sebagai upaya untuk meningkatkan apresiasi terhadap kebudayaan Indonesia di tingkat nasional.
“Acara ini sangat positif dan edukatif, terutama dalam mendorong apresiasi terhadap budaya, peradaban, dan pengetahuan tentang museum,” ujar Fadli Zon.
LCCM adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh Museum Nasional Indonesia. Tahun ini menandai penyelenggaraan ke-10 sejak pertama kali diadakan, acara ini bahan tetap berlangsung selama pandemi COVID-19 secara daring.
Tahun ini, terdapat sekitar 108 peserta dari tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berasal dari 36 provinsi di Indonesia.
“Siswa yang mengikuti lomba ini adalah siswa-siswi yang terpilih dari setiap provinsi di Indonesia,” ujar Kepala Indonesian Heritage Agency Ahmad Mahendra, mengatakan dalam Pembukaan LCCM.
Seluruh peserta LCCM hadir dalam acara pembukaan, termasuk Muhammad Nabil Alhafizh, peserta dari SMP 9 Palembang, Sumatera Selatan. Ia menjelaskan bahwa LCCM sangat bermanfaat bagi siswa SMP karena memberikan sertifikat yang dapat digunakan sebagai jalur pendaftaran ke SMA tanpa tes.
“Harapan kami adalah menjadi Juara 1, karena kami telah berusaha dengan maksimal selama tiga bulan,” ujar Nabil mengenai harapan mengikuti LCCM.
Sementara itu, guru PPKN dari SMP Manado Independent School (MIS), Diane Rumais, menjelaskan bahwa acara ini memberi kesempatan bagi anak-anak dari berbagai daerah untuk mengenal daerah lain dan menjalin hubungan dengan siswa-siswi dari seluruh Indonesia.
Diane menambahkan bahwa materi lomba yang meliputi pengetahuan tentang museum, sejarah, dan kebudayaan Indonesia dapat menjadi sarana pembelajaran bagi anak-anak, terutama mereka yang bersekolah dengan kurikulum internasional.
“Siswa dan siswi SMP MIS terbiasa dengan mata pelajaran berbahasa Inggris sehingga acara ini menjadi kesempatan bagi mereka untuk lebih mengenal Indonesia,” ujar Diane.
(nwk/nwk)