Jakarta –
Pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden-Wakil Presiden Republik Indonesia akan digelar 20 Oktober mendatang.
Usai pelantikan Prabowo harus menentukan sosok yang tepat untuk mengisi sejumlah posisi menteri. Termasuk menteri yang akan mengurus bidang pendidikan dan kebudayaan.
Selama 10 tahun masa Presiden Joko Widodo, jabatan Mendikbud pernah diisi oleh 3 orang, yakni Anies Rasyid Baswedan, Muhadjir Effendy, dan Nadiem Anwar Makarim.
Menyambut pergantian ini, Mendikbud periode 1993-1998, Wardiman Djojonegoro, memberikan pesan untuk Mendikbud selanjutnya. Apa itu?
Pesan Eks Mendikbud Era 93 untuk Mendikbud Selanjutnya
Wardiman Djojonegoro menjabat sebagai Menteri Pendidikan pada Kabinet Pembangunan VI. Sebagai menteri, ia dikenal akan kebijakan link and match yang bertujuan menghubungkan dunia pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja.
Bagi menteri di bidang pendidikan dan kebudayaan selanjutnya, Wardiman berpesan agar ada pelajaran yang dirancang agar siswa semakin gemar membaca. Pelajaran ini bisa dimasukkan ke kurikulum.
“Jadi, paling-paling supaya dalam pelajaran, dalam kurikulum, ada pendidikan kepada murid-murid untuk senang membaca,” ujarnya kepada detikEdu Kamis (10/10/2024).
Penerjemah surat-surat Kartini yang dibukukan dalam Trilogi Kartini itu ingin agar masyarakat Indonesia lebih mengenal tokoh-tokoh seperti Kartini.
Terkait “PR” dari kebijakan pendidikan sebelumnya, Wardiman mengatakan ada beberapa hal namun tak banyak. Ia pun tidak menjelaskan lebih lanjut terkait hal-hal yang bisa diperbaiki.
“Saya kira ada, tapi tidak banyak,” tutupnya.
Tentang KebijakanWardimanDjojonegoro saat MenjadiMendikbud
Saat menjadi Mendikbud, Wardiman terkenal akan kebijakan Link and Match atau “Terkait dan Sepadan”. Menurut laman Centre for Technology and Innovation Studies (CTIS), kebijakan tersebut merupakan usaha agar siswa mempunyai keahlian dan kompetensi yang diperlukan untuk bekal hidupnya.
Selain itu, Wardiman juga memperluas Museum Nasional. Sejak dibangun pada pertengahan abad ke 19, Wardimanlah yang mempugar Museum Nasional dari 4.000 m2 menjadi lebih dari 63.000 m2. Ia juga turut serta dalam mengembangkan IPTEK di Indonesia dengan Yayasan Pengembangan SDM Iptek di The Habibie Center
Setelah pensiun, Wardiman terus aktif dalam bidang pendidikan sebagai anggota Dewan Pembina PGRI dan Ketua Dewan Etik guru. Ia juga berkontribusi dalam pelestarian warisan budaya dengan mengajukan naskah kuno untuk diakui sebagai Memory of The World.
(nir/pal)