Jakarta –
Pekan lalu saat melakukan kunjungan kerja di SD Negeri 59 Palembang Sumatera Selatan, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Abdul Mu’ti sempat mendapat pertanyaan dari salah satu siswa. “Waktu kecil pak Menteri cita-citanya apa?,” begitu kurang lebih pertanyaannya.
Abdul Mu’ti berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan tersebut. Sebab jika dia menjawab jujur apa adanya, murid-murid SD itu tentu akan bingung. Namun jika menjawab yang tidak sebenarnya akan memberikan teladan yang kurang baik.
Namun pada akhirnya, Sekretaris Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah itu menjawab apa adanya, sesuai cita-citanya di masa kecil. “Cita-cita saya waktu kecil saya ingin menjadi Genting Kaca,” cerita Mu’ti saat bertemu dengan sejumlah Pemimpin Redaksi Media Massa di Jakarta, Selasa (5/11).
Benar saja, sejumlah murid SD terlihat bingung dengan cita cita masa kecil Menteri Mu’ti yang ingin jadi genting kaca. Tak ingin lama-lama membuat pada siswa bingung, dia pun langsung menjelaskan maksud cita-citanya tersebut.
Mu’ti bercerita bahwa di masa kecil dia tinggal di kampung yang tidak ada penerangan listrik. Apabila malam hari atau saat mendung suasana di dalam rumah akan gelap.
Bahkan meski siang hari, kalau rumah dalam keadaan tertutup pun akan gelap. Nah untuk menyiasati suasana gelap di dalam rumah, warga kampung biasanya meletakkan satu atau dua genting kaca di bagian atap.
Rumah di kampung zaman dulu tidak memakai plafon. Sehingga dengan memakai satu atau dua genting kaca memungkinkan adanya cahaya yang masuk ke dalam rumah. Rumah pun menjadi terang tak lagi gelap.
“Genting kaca, meski hanya satu atau dua saja itu ketika dipasang di atap bisa menerangi seluruh ruangan. Itulah cita-cita saya saat kecil,” kata Mu’ti.
Abdul Mu’ti lahir di Kudus, Jawa Tengah pada 2 September 1968. Dia menyelesaikan pendidikan madrasah sejak tingkat Madrasah Ibtidaiyah hingga Madrasah Aliyah di Kudus, Jawa Tengah.
Selepas MA, Abdul Mu’ti melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang. Kemudian pria yang gemar main bulu tangkis ini melanjutkan pendidikan di Sekolah Pendidikan Flinders University, Adelaide, Australia; dan Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dikutip dari arsip detikEDU, Abdul Mu’ti menjadi menjadi Guru Besar UIN Jakarta yang mengajarkan pendidikan agama Islam hingga pendidikan berbasis Islam. Risetnya di Google Scholar antara lain mengkaji konvergensi Muslim dan Kristen dalam pendidikan, kekerasan seksual di pesantren, pluralisme dalam pendidikan Muhammadiyah.
Abdul Mu’ti juga tercatat sebagai anggota British Council Advisory Board 2006-2008, Indonesia-United Kingdom Advisory Board (2007-2009), Executive Committee of Asian Conference of Religion for Peace (2010-2015), dan Indonesia-United States Council on Religion and Pluralism (2016-sekarang).
(erd/pal)