Jakarta –
Pada hari-hari pertama menjabat, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti berencana membuat sejumlah gebrakan. Karena masalah zonasi hingga peta jalan Kurikulum Merdeka masih menjadi polemik panas di masyarakat, pihaknya ingin mendengar pendapat serta usulan dari para pakar, Pemerintah Daerah, hingga publik.
Tidak hanya menjadi perbincangan di kalangan orang tua murid, sejumlah tokoh pun ikut urun rembug terkait praktik Kurikulum Merdeka. Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (JK) tegas mengkritik kebijakan Kurikulum Merdeka. Menurutnya, sistem ini tidak cocok dilakukan serentak di level nasional.
“Ini semua sistem, saya bicara bahwa Kurikulum Merdeka itu ndak cocok secara nasional. Bisa dilaksanakan terbatas satu sekolah, dua sekolah,” kata JK, dikutip dari detikNews, Kamis (10/10/2024).
Diketahui, kurikulum baru besutan Menteri Nadiem Makarim ini sudah berlaku sejak Maret 2024 lalu. Kurikulum ini diberlakukan di seluruh sekolah se-Indonesia mulai dari PAUD, hingga pendidikan menengah. Namun, ada pengecualian bagi sekolah-sekolah yang berada di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal). Saat itu, Nadiem mengatakan jika Lembaga-lembaga pendidikan di sana boleh mulai menerapkan Kurikulum Merdeka selambat-lambatnya 2 tahun setelah aturan ini disahkan, yaitu pada Tahun Ajaran 2026/2027.
Terlepas dari berbagai penolakan yang muncul, sejumlah pihak pun memandang jika penerapan Kurikulum Merdeka bukanlah sebuah kegagalan. Mengutip detikJatim, pakar pendidikan Isa Anshori menuturkan jika kurikulum baru ini perlu dilanjutkan meski dengan sejumlah perbaikan.
“Saya lebih mendorong (kurikulum merdeka) yang sudah ada, yang baik untuk disempurnakan. Karena di kurikulum merdeka sistemnya berusaha memanusiakan anak, otoritas guru dikurangi, tetapi guru didorong untuk berkolaborasi,” ujar Isa Anshori kepada detikJatim, Selasa (22/10/2024).
Soal itu, Kemendikbudristek mengakui, meskipun sulit dipraktikkan namun Kurikulum Merdeka justru lebih memudahkan guru dibandingkan dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikburistek, Anindito Aditomo.
“Pertanyaannya, apakah Kurikulum Merdeka memudahkan guru-guru melakukan itu dibandingkan kurikulum-kurikulum sebelumnya? Dan jawabannya iya. Karena Kurikulum Merdeka punya karakteristik yang sengaja dirancang agar guru lebih mudah melakukan pembelajaran yang berpusat pada murid,” kata Anindito, dikutip dari detikEdu, Senin (22/7/2024).
Sementara itu membahas soal zonasi, terdapat beberapa hal yang perlu dikaji ulang oleh Abdul Mu’ti. Salah satunya yang banyak terjadi adalah praktik penggunaan alamat palsu. Hal ini dilakukan oleh para orang tua yang berusaha memasukkan anak-anak mereka ke sekolah yang mereka anggap favorit.
Menanggapi hal ini, pengamat pendidikan Darmaningtyas mengatakan jika orang tua tidak bisa disalahkan atas peristiwa-pertistiwa tersebut. Ia justru menyebut jika pengampu kebijakanlah yang harusnya bertanggung jawab atas kegaduhan di dunia pendidikan.
“Kesalahannya ada pada pembuat sistem PPDB yang tidak mengenali persoalan geografis, ekonomi, sosial, dan budaya Indonesia,” lanjutnya.
Lalu bagaimana nasib kedua kebijakan di bidang pendidikan era Nadiem Makarim nantinya? Apakah Kurikulum Merdeka dan sistem zonasi memang benar-benar tidak cocok untuk Indonesia? Ikuti diskusinya bersama Wakil Redaktur Pelaksana detikEdu dan pengamat pendidikan Darmaningtyas dalam Editorial Review.
Beralih ke Flores, detikSore kali ini akan melaporkan perkembangan peristiwa mencekam yang terjadi di sana. Sejak Senin (21/10) kemarin, asap hitam menghanguskan puluhan rumah di 2 desa di Flores. Diketahui hingga hari ini sudah ada 2 korban jiwa sementara puluhan orang mengungsi akibat kejadian ini. Bagaimana perkembangan situasinya? Ikuti laporan langsung jurnalis detikcom langsung dari lokasi kejadian dalam Indonesia Detik Ini.
Membahas topik investasi, detikSore hari ini akan membahas masalah yang terus menghantui penduduk usia muda atau Gen Z di Indonesia. bersama Chief Digital Officer InvestasiKu, Firman Marihot, ikuti diskusi polemik kepemilikan rumah bagi Gen Z di Sunsetalk jelang matahari terbenam nanti.
Ikuti juga berbagai informasi bisnis ekonomi hingga pergerakan pasar jelang penutupan IHSG setiap harinya. Seluruh informasi ini bisa diakses di laman serta media sosial detikcom.
detikSore, Nggak Cuma Hore-hore.
(vys/vys)