Jakarta –
Keinginan kuliah di UGM sejak SD akhirnya terwujud bagi Mar’atul Hofizah. Pengumuman Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) menjadi kabar yang menggembirakan bagi gadis dengan sapaan Atul itu.
Atul dinyatakan diterima di Program Studi (prodi) Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM). Namun, dia masih ingat betul momen-momen mendebarkan pengumuman SNBP.
Atul mengaku sejak pagi merasa begitu gelisah. Mengurung diri di kamar sambil sesekali meneteskan air mata, Atul sangat takut seandainya dia tidak diterima untuk kuliah di UGM.
“Saat membuka pengumuman, alhamdullilah diterima. Saya pun menangis sejadinya karena pilihan saya hanya di prodi Akuntansi UGM. Takut tidak diterima, saya pun segera berlari keluar kamar memberi tahu orang tua,” ungkapnya, seperti dikutip melalui situs resmi UGM pada Senin (1/7/2024).
Kebahagiaan gadis asal Lombok Timur itu semakin lengkap ketika dinyatakan memperoleh beasiswa UKT 100 persen hingga lulus.
Yakin Pendidikan Dapat Mengubah Nasib Keluarga
Keinginan Atul untuk kuliah di UGM telah terbentuk sejak dia berada di bangku sekolah dasar. Walaupun berasal dari keluarga dengan ekonomi pas-pasan, dia tetap memiliki mimpi tersebut.
Hidup dengan kondisi yang serba apa adanya menjadikan Atul kuat dan semangat dalam belajar. Dia sangat yakin pendidikan merupakan jalan untuk mengubah nasib keluarga menjadi lebih baik.
“Jadi keinginan kuliah di UGM itu sudah ada sejak SD. Tidak tahu kenapa kok pingin sekali,”ujarnya.
Kedua orang tua Atul, Hairudin dan Nihayah pun telah lama mengetahui keinginan anaknya itu. Walaupun tak banyak yang dapat mereka lakukan, kedua orang tua Atul senantiasa mendukung anaknya melalui doa.
Menjadi seorang akuntan memang menarik kuat minat Atul akan bidang akuntansi. Ketika masih sekolah, dia amat terobsesi untuk bekerja di Big Four Company.
“Awalnya tidak percaya diri untuk mengambil UGM, tetapi orang tua meyakinkan saya untuk tetap mencoba. Alhamdulillah sangat bersyukur akhirnya bisa diterima di prodi yang sangat saya impikan yakni di Akuntansi FEB UGM,” kata Atul.
Amanat Nenek agar Cucu Disekolahkan sampai Perguruan Tinggi
Pendapatan yang tak seberapa sebetulnya berat untuk kedua orang tua Atul menjalani kehidupan. Keduanya pun kukuh untuk tetap mengupayakan harapan anak-anaknya.
“Kami akan mengupayakan pendidikan terbaik bagi anak, apapun kondisinya,” ujar Nihayah, ibu Atul.
Menyekolahkan hingga perguruan tinggi juga merupakan amanat nenek Atul. Sang nenek berpesan kepada kedua orang tua Atul untuk bersungguh-sungguh mengupayakan pendidikan yang memadai bagi cucu-cucunya sampai ke perguruan tinggi.
“Pesan orang tua saat itu, cucu-cucunya harus bisa sekolah setinggi-tingginya bagaimanapun kondisinya harus diusahakan. Itu selalu dipesankan karena nenek tidak bisa menyekolahkan anaknya dengan baik,”jelas Nihayah.
“Ada keinginan orang tua agar situasi yang saya alami tidak terulang pada cucu-cucunya,” imbuhnya.
Belum lama ini, kakak Atul berhasil menyelesaikan pendidikan S1 di satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Nihayah mengaku dia dan suami merasa bangga dengan pencapaian kedua putrinya. Ada banyak perjuangan yang dilakukan kedua putrinya untuk mewujudkan cita-cita.
Berkali-kali Nihayah menyeka air mata dan suaranya bergetar. Beberapa kali dia menarik napas panjang untuk menahan tangis. Dia lagi-lagi teringat kerja keras kedua putrinya dan tangis pun pecah.
“Satu harapan sudah didapat Atul. Kita hanya mendoakan semoga ia bisa kuliah dengan baik, nyaman, cepat lulus dan segera mendapat pekerjaan impiannya. Kami orang tua hanya bisa mendukung dengan doa,”ucap Nihayah.
(nah/nwk)