Jakarta –
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim membeberkan perkembangan bidang kebudayaan di era kepemimpinannya. Ia mencatat 6 hal perkembangan yang paling signifikan.
Selama lima tahun menjabat, sosok yang akrab dipanggil Mas Menteri ini menjelaskan pihaknya terus bergotong royong melakukan kerja-kerja budaya yang partisipatoris dan berkelanjutan. Hal ini diterapkan baik melalui regulasi hingga implementasinya di lapangan.
“Dan Alhamdulillah, dalam kurun waktu tersebut kita telah memperoleh dampak nyata yang sangat signifikan,” kata Nadiem dalam acara malam puncak Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) Tahun 2024 yang berlangsung di The Tribrata Hotel and Convention Darmawangsa, Jakarta, Selasa (17/9/2024).
6 Capaian Bidang Kebudayaan
Adapun 6 capaian bidang kebudayaan di era kepemimpinan Nadiem Makarim yakni:
- Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK) Nasional pada tahun 2023 berhasil mencapai angka 57,13 poin, mengalami pertumbuhan sebesar 3,63% dari tahun sebelumnya. Skor ini merupakan angka tertinggi dalam kurun 6 tahun penghitungan IPK.
- Lebih dari 500 pelaku dan organisasi budaya telah memanfaatkan Dana Indonesiana dengan jumlah mencapai Rp 120 miliar.
- Terwujudnya transformasi museum dan cagar budaya di bawah naungan Indonesian Heritage Agency, di antaranya peluncuran kembali Museum Song Terus, Museum Vredeburg, dan akan segera diikuti dengan Museum Nasional pada bulan Oktober.
- Gerakan Seniman Masuk Sekolah saat ini telah dilaksanakan di lebih dari 5.700 sekolah di seluruh Indonesia.
- Saat ini 6 cagar budaya dan 13 warisan budaya tak benda Indonesia telah diakui United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai warisan budaya dunia.
- Pada tahun 2023, ada 40 judul film Indonesia yang berpartisipasi dalam berbagai festival film internasional bergengsi.
“Serta berbagai capaian lain di bidang kebudayaan yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu,” tambahnya.
Bagi Nadiem, capaian ini bukan hanya hasil kerja kerasnya dan seluruh tim di Kemendikbduristek. Melainkan hasil kerja keras seluruh pelaku budaya di Tanah Air.
Mereka adalah sosok yang rela menyumbangkan pikiran dan tenaganya untuk mengurus serta mengutamakan kebudayan di setiap lini kehidupan. Ia juga meyakini bila kebudayaan seharusnya dihidupi dan menghidupi masyarakat sekitarnya.
“Dengan demikian, kebudayaan Indonesia bisa memiliki peran besar dalam membentuk kepribadian dan peradaban bangsa Indonesia,” tambah Nadiem.
Perayaan Bagi Pelaku Budaya Indonesia
Berbagai upaya yang telah dilakukan para pelaku budaya agar jati diri bangsa tidak punah nyatanya sangat diperhatikan pemerintah. Untuk itu, hadirlah Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI).
AKI menjadi penghargaan tahunan yang diberikan pemerintah melalui Kemendikbudristek kepada individu, komunitas, atau kelompok dan lembaga yang berprestasi atau berkontribusi dalam pemajuan kebudayaan. Suami Franka Makarim ini mengaku AKI adalah momen yang selalu ia tunggu.
“Karena ini adalah kesempatan berharga bagi saya untuk bertatap muka langsung dengan Ibu Bapak yang memiliki dedikasi luar biasa di lapangan kebudayaan,” ucap Nadiem.
“Para penggerak budaya yang tanpa kenal lelah berjuang untuk merawat dan mengembangkan kebudayaan Indonesia,” katanya.
Tahun ini, Kemendiburistek memberikan penghargaan kepada 26 pelaku, komunitas, dan media budaya. Jumlah itu terbagi ke dua kriteria yakni Tanda Kehormatan dari Presiden Republik Indonesia dan penghargaan kebudayaan dari Mendikbudristek.
Tanda Kehormatan dari Presiden Joko Widodo sudah diberikan pada 14 Agustus 2024 lalu. Tanda kehormatan ini diberikan kepada tiga sosok hebat, yakni pencipta selawat Badar (Alm) Ali Manshur Shiddiq dan (Alm) Djauhar Zaharsyah Fahrudin Roesli (Harry Roesli) penerima Bintang Budaya Parama Dharma.
Selanjutnya ada sosok (Alm.) Prof. Henricus Supriyanto, M Hum, yang mendapat tanda kehormatan Satyalancana Kebudayaan. Ia dinilai sebagai tokoh budayawan sekaligus pegiat dan pelestari kesenian ludruk.
Sedangkan penghargaan yang diberikan oleh Mendikbudristek terbagi dalam 6 kategori lebih rinci. Dari Maestro Seni Tradisi, Pelestari, Pelopor dan/atau Pembaru, Lembaga dan Perorangan Asing, Anak, serta Media. Daftar penerima penghargaan bisa dilihat di sini.
Kepada semua pemenang, Nadiem mengucapkan terima kasih dan apresiasi. Karena tidak sembarangan, seluruh pelaku budaya yang terpilih telah diukur oleh ahli.
“Dengan berbagai kriteria yang terukur, kami di Kemendikbudristek beserta seluruh ahli yang terlibat menilai bahwa kerja-kerja kebudayaan yang Ibu Bapak lakukan telah memberikan dampak besar pada upaya pemajuan kebudayaan Indonesia,” ungkapnya.
Melalui penghargaan ini, Nadiem berharap bisa menjadi pemantik semangat dan memperkuat berbagai upaya yang telah dilakukan. Karena ia menyadari untuk memajukan budaya bukanlah hal mudah.
Diperlukan kerja sama seluruh pihak termasuk pemerintah dan harus terus dilakukan. Sehingga, ia mengajak seluruh pelaku budaya, pemimpin kementerian dan lembaga terkait, serta seluruh pemangku kepentingan kebudayaan agar terus bekerja keras agar budaya Indonesia tak punah.
“Saya mengajak Ibu Bapak pelaku budaya, para pimpinan kementerian dan lembaga terkait, serta seluruh pemangku kepentingan kebudayaan untuk mempererat gotong-royong lintas sektor dan disiplin, berani melahirkan inovasi baru yang bersumber dari kekayaan budaya tradisional, dan mengedepankan gagasan serta praktik budaya yang inklusif,” tuturnya.
“Mari bersama-sama kita bergerak melanjutkan semangat merdeka berbudaya demi membawa peradaban bangsa Indonesia melompat ke masa depan,” tutup Nadiem.
(cyu/nwy)