Jakarta –
Berhasil lolos Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) menjadi kebanggan tersendiri bagi calon mahasiswa baru tahun ajaran 2025/2026. Begitu juga yang dirasakan Nadya Zhafira.
Nadya panggilannya berhasil lolos SNBP 2025 di kampus dan program studi (prodi) impiannya. Yakni, S1 Farmasi Universitas Airlangga (Unair).
Bukan hanya itu, gadis asal Jember itu disebut sebagai salah satu calon mahasiswa baru (camba) termuda Unair dari jalur SNBP. Predikat itu disandangnya lantaran berhasil masuk prodi sains dan teknologi (saintek) terketat kedua pada jalur SNBP Unair di usia 15 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mendapat hasil yang sangat baik, Nadya mengaku senang dan tak menyangka bisa diterima di kampus dan prodi favoritnya pada usia semuda ini. Bukan hanya untuk dirinya, pencapaian ini juga jadi kebanggan orang tua, keluarga, dan sekolahnya.
“Ini adalah suatu kebahagiaan dan kebanggaan terbesar bagi diri, keluarga, dan sekolah saya. Jujur, saya tidak pernah menyangka bahwa saya bisa diterima di PTN melalui SNBP di usia saya yang masih muda ini,” kata Nadya dikutip dari laman resmi Unair, Selasa (25/3/2025).
Masuk Jurusan Impian
Prodi Farmasi menjadi prioritasnya untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Bukan tanpa sebab, ini menjadi sebuah misi wujudkan mimpi masa kecil Nadya.
Ia mengaku sejak kecil sudah sangat tertarik pada dunia kesehatan. Dari sana cita-citanya untuk berkontribusi dalam dunia pengembangan obat-obatan timbul.
“Saya memilih program studi farmasi karena sejak kecil, saya sangat tertarik dengan bidang kesehatan,” jelasnya.
Dalam sudut pandang Nadya, Farmasi adalah bidang yang mampu menggabungkan ilmu pengetahuan dan kepedulian terhadap kesehatan masyarakat. Berangkat dari hal itu, menurutnya ini adalah pilihan yang tepat sebagai tempat wujudkan mimpi.
“Farmasi adalah bidang yang menggabungkan ilmu pengetahuan dan kepedulian terhadap kesehatan masyarakat, sehingga saya merasa program studi ini adalah pilihan yang tepat,” tambahnya.
Ikut Program Akselerasi
Nadya terkenal sebagai sosok yang cerdas dan giat belajar. Alasan mengapa ia bisa masuk Unair di usia muda, karena Nadya mengikuti program akselerasi pada tingkat SMP dan SMA.
Program akselerasi memungkinkannya mampu menyelesaikan pendidikan lebih cepat dari teman-teman sebayanya. Meskipun memberikan manfaat, alumnus MAN 1 Jember itu tidak bisa memungkiri bila usia mudanya juga bisa jadi sebuah tantangan.
“Tantangan terbesarnya mungkin perbedaan usia dengan teman-teman di kampus. Mereka pada umumnya sudah lebih matang dalam berpikir dan memiliki pengalaman sosial yang lebih banyak,” tuturnya.
Kendati demikian, tantangan ini tidak dilihatnya sebagai sebuah hambatan melainkan peluang. Berkembang bersama rekan-rekannya yang lebih matang secara umur bisa menjadi tempat terbaik untuk belajar dari mereka.
“Saya berusaha membangun komunikasi yang baik dan aktif mengikuti kegiatan kampus agar lebih mudah berbaur,” paparnya lagi.
Kini siap menjadi mahasiswa baru Unair, Nadya mengucap syukur. Terlebih ia tidak kekurangan dukungan penuh, motivasi dan fasilitas belajar dari orang tuanya.
Karenanya ia merasa sangat beruntung memiliki lingkungan yang mendukungnya untuk terus berprestasi. Nadya juga siap menjadi sosok yang berhasil dengan semangat belajar tinggi dan strategi belajar yang efektif.
(det/pal)