Jakarta –
Nur Ahmad semula merupakan seorang sarjana kimia yang tak pernah melakukan publikasi internasional. Namun, kini Ahmad telah menghasilkan 35 artikel dalam jurnal internasional yang terindeks Scopus. Scopus adalah layanan indeksasi dan database jurnal dan artikel ilmiah internasional yang sudah lolos peer-review yang dikelola penerbit ilmiah Elsevier.
Dari berbagai jurnal internasional yang telah diterbitkan Ahmad, ada 12 di antaranya yang menjadi penulis utama. Fokus penelitiannya sekarang adalah tentang pengelolaan lingkungan dan limbah.
Nur Ahmad merupakan salah satu penerima beasiswa Pendidikan Magister Menuju Dokter untuk Sarjana Unggul (PMDSU) batch VI. Sekarang ini ia tengah menyelesaikan studi doktor di Universitas Sriwijaya.
Rahasia Produktivitas Ahmad Hasilkan Publikasi Ilmiah
Dikutip dari Instagram Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, ini rahasia produktivitas Ahmad:
1. Bergabung dengan Tim Riset yang Aktif
Ahmad merupakan bagian dari tim riset bersama para promotor, dosen, dan mahasiswa S1 hingga S3. Bergabungnya dia turut mendukung fasilitas yang dibutuhkannya untuk jadi lebih produktif.
2. Ikut Program Peningkatan Kualitas Publikasi Internasional (PKPI) Jepang
Ahmad mampu melakukan lompatan besar dalam kualitas penelitiannya berkat keikutsertaannya pada program PKPI Jepang. Dengan melakukan karakterisasi material yang lebih mendalam, publikasi Ahmad diakui pada tingkat internasional pada kuartal 1 (Q1 Scopus).
Program tersebut juga membuka peluang baginya untuk berkolaborasi dengan para peneliti terkemuka di dunia.
Tips-tips dari Ahmad
Pencapaian Ahmad tidak didapat dengan mudah. Ketika memulai publikasi internasional, dia mengaku sempat menghadapi banyak tantangan dan kendala misalnya perubahan fokus studi pada jenjang pascasarjana, adaptasi lingkungan yang lumayan sulit, stres, dan ekspektasi dari orang-orang di sekitarnya.
Meski demikian, ada beberapa tips dalam menghadapi tantangan a la Ahmad, yaitu:
1. Ahmad menjadikan tantangan sebagai pendorong untuk mencapai target. Ia menjadikan tantangan sebagai pemicu diri untuk banyak belajar, baik dari orang-orang terdekatnya seperti tim riset, promotor, ataupun juga belajar secara mandiri dengan memahami riset para senior terdahulu.
2. Ahmad juga tak malu bertanya kepada orang-orang di sekitarnya. Dia kerap bertanya kepada promotor, senior, hingga junior tim riset yang baginya lebih paham situasi dan kondisi lingkungan.
3. Selain itu, cara Ahmad dalam mengatasi stres adalah dengan bercerita ke teman terdekat dan orang-orang yang dia percaya agar tak merasa sendiri dalam menghadapi stres maupun situasi sulit.
(nah/nwk)