Jakarta –
Fenomena “sleep call” menjadi salah kegiatan yang dilakukan orang dewasa dan remaja ketika menjalin hubungan. Terutama bila hubungan yang dijalani secara jarak jauh atau long distance relationship (LDR).
Secara harfiah, sleep call berarti panggilan telepon atau video sebelum tidur. Pada saat itu, biasanya kedua pihak menceritakan kegiatan masing-masing hingga keduanya tertidur.
Memang, kegiatan ini bisa memberikan manfaat untuk mempererat hubungan antara keduanya. Tak jarang yang merasa dengan melakukan sleep call mereka akan lebih cepat tertidur seperti mendengarkan lagu pengantar tidur.
Alih-alih lebih cepat tidur, peneliti dan pemerhati masalah tidur dari Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) Universitas Indonesia (UI), Hening Pujasari SKp, M Biomed MANP PhD menjelaskan ada efek negatif bila sleep call menjadi kebiasaan. Khususnya berhubungan dengan kualitas tidur.
“Bila dijadikan kebiasaan sleep call dapat memberikan efek negatif khususnya terhadap kualitas tidur,” katanya dikutip dari rilis di laman resmi UI, Kamis (1/8/2024).
Dampak Negatif Sleep Call
Dampak negatif paling jelas yang timbul dari sleep call adalah paparan cahaya ultra violet (UV) dari gawai. Karena biasanya pelaku sleep call akan meletakkan gawai di sekitar area kepala dan mata.
Paparan ini pada akhirnya dapat mengganggu produksi melatonin. Melatonin adalah hormon yang memiliki tugas dalam menimbulkan rasa kantuk.
Tidur di malam hari adalah langkah yang tepat agar tubuh mengalami proses pemulihan energi. Karena sleep call dilakukan di jam tidur, suara atau bunyi yang masuk melalui telepon dengan mudah bisa mendistraksi tidur sehingga tubuh tidak mendapatkan waktu untuk pemulihan energi.
“Padahal, untuk mendapatkan manfaat dari tidur atau tidur yang memulihkan (restoratif), selain durasi dan kedalaman, kita perlu tidur yang utuh tidak terputus-putus,” kata Hening.
Tidak hanya sleep call, berbagai kegiatan lain yang berhubung dengan bermain gawai hingga larut malam juga bisa menyebabkan kualitas tidur terganggu. Seperti bermain games, menonton drama atau film daring, atau sekedar scrolling sosial media.
Hening juga membagikan tips untuk bisa mendapatkan tidur yang memulihkan energi. Cara mudahnya adalah berhenti memainkan gawai 1-2 jam sebelum tidur.
“Jadi, jika akan tidur pukul 22.00 dianjurkan maksimal pukul 21.00 sudah tidak memakai gawai. Jika bisa 2 jam sebelumnya, akan lebih bermanfaat lagi,” tutup Hening.
(det/nwk)