Jakarta –
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data lama sekolah penduduk Indonesia. Hasilnya lama sekolah penduduk Indonesia hanya sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, mengungkapkan berdasarkan data tahun 2024 rata-rata lama sekolah untuk penduduk Indonesia usia 15 tahun ke atas. Amalia mengatakan lamanya sekolah penduduk hanya mencapai 9,22 tahun atau setara dengan SMP.
“Jadi secara nasional, rata-rata penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun telah menempuh pendidikan selama 9,22 tahun atau lulus kelas 9 SMP atau sederajat,” ujar Amalia, dikutip dari YouTube DPR yakni TVR Parlemen, Kamis (6/3/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Paling tinggi lama sekolah di DKI Jakarta adalah 11,5 tahun. Artinya 11,5 tahun SMA belum lulus. Sedangkan yang paling rendah, rata-rata lama sekolah di pegunungan Papua 5,1 tahun. Artinya SD pun tidak lulus. Sedangkan di Sumatera Selatan (Sumsel) paling lama sekolah yakni 8,98 tahun.
Anggota Komisi X DPR Iqbal Romzi menekankan perlu adanya pembaruan data dari BPS Sumsel. Pasalnya terdapat data yang sudah usang tidak lagi relevan. Dalam kunjungan kerja Komisi X ke baru-baru ini ke Kecamatan Pemulutan, Sumatera Selatan, diketahui angka warga miskin dan putus sekolah sudah berusia 5 tahun. Data base yang tidak diperbarui akan mempengaruhi dan menghambat pemerintah dalam memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan.
“BPS kita imbau meningkatkan akurasi datanya, agar data yang disajikan betul-betul kondisi real di lapangan,” kata Iqbal.
Sementara itu, selain lama sekolah, BPS juga menyajikan data penduduk Indonesia yang memiliki ijazah perguruan tinggi. 30,85 Persen penduduk usia 15 tahun ke atas memiliki ijazah SMA atau sederajat. 10,2 Persen memiliki ijazah perguruan tinggi. Sementara yang paling banyak yang memiliki ijazah SD dan SMP. Yang memiliki ijazah SD 24,72 persen, dan SMP sederajat yakni 22,79 persen.
Namun jumlah tersebut bervariasi di masing-masing provinsi. Seperti di DKI Jakarta, 30,85 persen lebih banyak tamat SMA/SMK sederajat. Lalu yang belum sekolah di pegunungan Papua yakni 2,88 persen.
(nwy/nah)