Jakarta –
Pengunjung Jusuf Kalla Library, perpustakaan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) naik pesat usai viral. UIII pun merencanakan akan membuka perpustakaan ini di akhir pekan mulai 2025.
“Meningkat, setelah viral ada kecenderungan masyarakat FOMO (Fear Of Missing Out/ketakutan ketinggalan tren), mungkin ada sindrom FOMO juga, tapi tentu naiknya cukup banyak. Biasanya 200 per hari, kemudian hari-hari kemarin di atas seribu dua ratusan dari jam 9 pagi ke jam 9 malam ya,” tutur Ketua Komite Perpustakaan Pusat UIII M Rifqi Muna, PhD saat berbincang dengan detikEdu, Senin (4/11/2024).
Rifqi mengatakan Jusuf Kalla Library ini dibuka untuk publik mulai Oktober 2024. Jusuf Kalla Library dibuka untuk publik karena posisi UIII adalah kampus negeri yang mendapatkan dana operasional dari APBN.
“Kita juga sadar bahwa kita perlu berikan fasilitas untuk share supaya masyarakat bisa akses,” imbuhnya.
Karena antusiasme masyarakat untuk mengunjungi Jusuf Kalla Library cukup tinggi, UIII mempertimbangkan akan membuka perpustakaan ini pada akhir pekan. Hal ini akan dilakukan paling cepat pada Januari 2025 karena perlu mengkalkulasi berbagai hal seperti SDM yang akan menjaga perpustakaan dan sebagainya.
“Pada hari kerja walaupun minat dari masyarakat cukup tinggi, kami pertimbangkan buka library di weekend. Tapi belum, kami sudah merespons ke sana misalnya pada Sabtu bisa dibuka. Agar masyarakat yang libur bekerja bisa berjalan dengan keluarga dan sebagainya ada kesempatan untuk ikut ke library yang berada di kampus. Mulai dibuka Sabtu misalnya. Mudah-mudahan sudah bisa mulai pada Januari 2025,” tuturnya.
Pengunjung Jusuf Kalla Library, imbuhnya, tak cuma dari Depok. Tapi juga dari luar Depok seperti Bogor dan sekitarnya.
“Banyak pengguna library bukan hanya dari Depok, sampai Bogor juga ada yang datang memanfaatkan library kita. Kebetulan posisi kampus ini strategis. Tinggal keluar Tol Cisalak, mudah dijangkau. Naik LRT bisa turun di Harjamukti, ada feeder Bis Kita, sudah sampai depan kampus,” tuturnya.
Jusuf Kalla Sumbang Ribuan Buku
Sebelumnya Rifqi menjelaskan mengapa perpustakaan UIII ini dinamai Jusuf Kalla Library. Rifqi mengatakan Joko Widodo dan Jusuf Kalla (JK) adalah dua orang paling berjasa dalam pendirian UIII. Jokowi, yang saat itu menjabat Presiden, meneken Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 57 Tahun 2016 tentang Pendirian Universitas Islam Internasional Indonesia pada 29 Juni 2016. Ground breaking kampus seluas 142 hektare ini dimulai pada Juni 2018 lalu oleh Presiden Jokowi.
“Pak JK punya perhatian, support penuh proses pembangunan UIII ini. Pak JK dari PP tentang statuta pendirian kampus beliau diposisikan sebagai Ketua MWA (Majelis Wali Amanah) dan akan berakhir Desember 2024. Tentu saja ada kemungkinan bisa dipilih kembali,” papar Rifqi.
Dalam Jusuf Kalla Library, ada seksi Jusuf Kalla’s Collection, apakah itu sumbangan buku dari JK atau buku-buku yang dikurasi JK?
“Pak JK menyumbangkan sejumlah buku-buku pribadi beliau yang sumbangkan ke library,” jawab Rifqi.
JK, menurut Rifqi, menyumbangkan 1.000-an judul buku dan akan terus bertambah. Rifqi juga mengatakan menerima 5 ribuan koleksi dari Merle Calvin Ricklefs, seorang sejarawan dari Australia. Dia juga mengajak masyarakat bila ada yang ingin menyumbangkan bukunya, Jusuf Kalla Library siap menerima. Total buku yang dimiliki Jusuf Kalla Library kini mencapai 30 ribuan judul buku.
“Kita welcome kalau ada yang menyumbangkan buku yang sifatnya umum. Karena sebagian besar buku di kampus ini berbahasa Inggris sementara kita juga punya section library untuk anak-anak, ada ruang baca khusus untuk anak-anak di lantai 2 atau 3,” tuturnya.
Selain itu, Jusuf Kalla Library juga akan mengadakan bedah buku dan diskusi berkala. Bisa dipantau di media sosial (X, Instagram, TikTok) UIII atau Jusuf Kalla Library.
(nwk/pal)