Jakarta –
Usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil, mungkin menjadi ungkapan yang tepat untuk menggambarkan kisah Careva Jhilly Kanahaya Setiawan.
Jhilly panggilan akrabnya perlu berusaha dengan sekuat tenaga diliputi air mata untuk bisa menjadi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial, Hukum, dan Ilmu Politik Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) program studi Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum Angkatan 2023.
Perjuangan menempuh pendidikan, dirasakannya sejak kecil. Ia terbiasa hidup berpindah-pindah hingga keluarganya bisa dinyatakan mapan secara ekonomi.
Namun, semuanya berubah ketika satu kejadian besar menimpa keluarganya. Begini kisah Jhilly.
Hidup dengan Keterbatasan Ekonomi
Kejadian besar yang menimpa anak pertama pasangan Denny Setiawan dan Dyah Ekha Sari terjadi ketika adik bungsu Jhilly lahir. Diketahui, sang adik lahir dengan penyakit bawaan pneumonia sehingga harus dirawat selama 2 bulan di ICU.
“Adik saya juga tumbuh sebagai anak berkebutuhan khusus, down syndrome,” katanya dikutip dari rilis yang diterima detikEdu, Sabtu (9/11/2024).
Segala upaya dilakukan Denny dan Dyah untuk pengobatan anak bungsunya. Mereka tak ragu menjual aset keluarga, namun takdir berkata lain lantaran adik bungsu Jhilly ditakdirkan meninggal dunia.
“Ibu mengalami depresi berat, sedangkan ayah berusaha menjaga kestabilan keluarga di tengah goncangan ekonomi yang semakin menghimpit,” cerita Jhilly.
Pandemi Covid-19 menjadi faktor yang menunda kebangkitan ekonomi keluarga Jhilly. Sang ayah kehilangan pekerjaan, tetapi kehidupan tetap harus berjalan.
Satu keluarga berjuang keras untuk bertahan hidup. Mulai dari menjual jajanan di kantin sekolah, menjual barang-barang di rumah seperti galon air demi membeli beras, hingga Jhilly terjun langsung bersama adik dan ayahnya untuk mencari rongsokan berupa kardus dan plastik untuk dijual.
Masuk Mandiri UNY hingga Dapat Beasiswa
Tidak hanya di kehidupan keluarganya, perjuangan berat juga dirasakan Jhilly ketika ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Ia memiliki niat yang kuat, tetapi bingung tentang biaya yang harus ditanggung.
Orang tua Jhilly memberikan dukungan yang besar agar putri pertama keluarga itu bisa berkuliah. Keduanya tidak ragu mencarikan hutang kesana kemari untuk membayar uang pendaftaran jalur Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) ketika alumni SMAN 5 Yogyakarta itu dinyatakan gagal pada jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP).
Tetapi, jalur SNBT juga belum menjadi jalan Jhilly untuk berkuliah. Namun, ia tak menyerah.
Dengan sisa uang yang ada, ia mencoba jalur mandiri prestasi akademik di UNY yang mengandalkan nilai rapor dan prestasi. Jujur dengan ketiadaan biaya, ia mendaftarkan diri dan mengisi sumbangan pendidikan Rp 0.
Keinginan Jhilly akhirnya dijawab Tuhan. Ia dinyatakan lulus seleksi di prodi Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum.
Namun, masalah baru muncul ketika Uang Kuliah Tunggal (UKT) ditetapkan pihak kampus. Untuk mengatasi hal tersebut, Denny Setiawan menjual motor satu-satunya untuk membayar biaya UKT sang putri.
“Pada akhirnya ayah tidak bisa memiliki akomodasi untuk menuju tempat bekerja dan harus menggunakan Trans Jogja,” tutur Jhilly.
Dibalik banyaknya perjuangan Jhilly, Tuhan nyatanya memberikan skenario terbaik untuk gadis kelahiran Semarang, 24 September 2025 itu. Ketika pendaftaran Beasiswa Pendidikan Bayan Peduli dibuka, ia kembali mencoba peruntungannya.
Beasiswa ini memberikan tunjangan bulanan, subsidi UKT, bantuan laptop, dan pendanaan skripsi. PT Bayan Resources, Tbk adalah sebuah perusahaan terkemuka dalam industri pertambangan batu bara di Indonesia.
Bantuan pendidikan yang diberikan merupakan bentuk apresiasi dan dukungan Bayan Resources terhadap generasi muda yang memiliki potensi besar dalam bidang akademik.
Kabar baik datang, Jhilly merupakan salah satu dari 41 mahasiswa UNY angkatan 2023 yang mendapat beasiswa Bayan Peduli. Saat pertama kali uang beasiswa turun rasa haru menyelimuti Jhilly, memberi keluarga mereka napas baru untuk memulai usaha kembali.
Tidak sia-sia, warga Bantul tersebut menempuh studi lanjut di UNY dengan beasiswa Bayan Peduli dan kini berhasil meraih IPK 3,9.
(det/faz)