Jakarta –
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Komalasari menyampaikan pihaknya telah menyiapkan sistem dalam memaksimalkan program wajib belajar 13 tahun.
“Dalam rangka persiapan wajib belajar 13 tahun khususnya satu tahun pra sekolah kita sudah menyiapkan berbagai hal salah satunya adalah menyiapkan sistem PAUD berkualitas,” tuturnya dalam acara Perayaan Hari Puncak Mentas PAUDPEDIA, di Gedung A Kemendikdasmen, Jakarta Pusat, Senin (26/11).
Komalasari menyebut ada empat hal yang saat ini menjadi langkah persiapkan program wajib belajar 13 tahun. Mulai dari pematangan akses hingga usaha menjalin kemitraan dengan orang tua.
“Nah, di PAUD berkualitas ini kita ingin memastikan bahwa kita tidak hanya mengejar akses, bagaimana anak-anak itu bisa masuk masa pra sekolah tapi dipastikan akses itu adalah akses yang berkualitas,” kata Komalasari.
Selain itu, pihaknya kini tengah menggodok sistem pembelajaran yang tepat untuk siswa SD. Lalu, nanti pun akan dilibatkan kemitraan orang tua dalam membantu siswa.
“PAUD yang berkualitas itu yang pertama adalah kita membangun sistem pembelajaran yang harus berkualitas, kemudian di PAUD itu harus ada kemitraan dengan orang tua,” sambungnya.
Program pra sekolah di TK ke depannya juga akan melayani pembelajaran nonakademik seperti kesehatan hingga kesejahteraan.
“Kemudian di PAUD juga selain membangun pendidikan juga harus memberikan pelayanan nonesensial di luar pendidikan yaitu kesehatan, kesejahteraan, pengasuhan, perlindungan, dan sebagaimana,” kata Komalasari.
Langkah lain dalam usaha mewujudkan program pra sekolah berkualitas di PAUD ini adalah pengelolaan guru dan jajarannya. Ditjen PAUD akan mengajak kepala sekolah dalam memastikan hal tersebut.
“Keempat adalah bagaimana kita memastikan pengelolaan sumber daya melalui kepemimpinan kepala sekolah yang hebat,” tambah Komalasari.
Wajib Belajar 13 Tahun Mulai di TK-Sekolah Nonformal
Dituturkan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti bahwa pendidikan pra sekolah berlaku juga di sekolah nonformal. Baik itu Kelompok Belajar (Kober) hingga penitipan anak (day care).
“Wajib belajar 13 tahun itu dimulai dari Taman Kanak-kanak (TK) formal dan bisa juga untuk sebelum ada kelompok bermain, penitipan anak, dan berbagai layanan lain untuk anak-anak yang lainnya,” kata Mu’ti.
Mendikdasmen mengajar para guru untuk tak fokus memberikan pelajaran akademik. Tapi juga penekanan pada motivasi siswa untuk belajar dan berkembang.
“Makna sejati pendidikan usia dini, memberikan mereka rasa percaya diri, memberikan mereka mimpi-mimpi dan cita-cita masa depan yang itu akan membangun semangat mereka, apapun keadaan mereka, mereka kita beri motivasi, kita beri dukungan untuk bisa mencapai apa yang mereka cita-citakan,” bebernya.
Selain itu, Mu’ti mengajak para guru untuk mengenalkan siswa kepada pengetahuan yang dekat dengan lingkungan mereka. Termasuk pengetahuan alam dan sosial.
“Kita dekatkan anak dengan lingkungan sosial yang ada, kita temukan dengan orang tua, lingkungan alam di mana mereka berada, mengenali bunga-bunga, tanaman dan sebagainya,” tuturnya.
(cyu/nwk)