Jakarta –
Akan ada yang berbeda dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar di tahun ajaran 2025/2026. Karena Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) akan menerapkan senam dan menyanyikan lagu Indonesia Raya setiap pagi sebelum proses belajar-mengajar berlangsung di sekolah.
Hal tersebut disampaikan secara langsung oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti dalam acara Peluncuran Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat di Hotel Bidakara, Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jumat (27/12/2024).
“Akan ada gerakan yang kita selenggarakan sebelum memulai pembelajaran di sekolah yaitu gerakan senam pagi kemudian menyanyikan lagu Indoensia raya dan berdoa. Baru kemudian anak-anak kita memulai pembelajaran,” tutur Mu’ti.
Senam Anak Indonesia Hebat/Indonesia Ceria
Mu’ti membeberkan senam sebelum memulai pembelajaran ini bernama senam Anak Indonesia Hebat atau senam Indonesia Ceria. Siswa perlu melakukannya 10 menit sebelum pembelajaran dimulai.
“Alhamdulillah senamnya sudah selesai kita ciptakan. Kita beri nama Senam Anak Indonesia Hebat atau Senam Indonesia Ceria hanya 10 menit saja,” tambah Mu’ti.
Senam masuk dalam program Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yakni berolahraga. Selain olahraga kebiasaan lain dalam gerakan ini adalah Bangun Pagi, Beribadah, Makan Sehat dan Bergizi, Gemar Belajar, Bermasyarakat, dan Tidur Cepat.
Melalui implementasi kebiasaan-kebiasaan ini, Kemendikdasmen ingin memastikan anak-anak Indonesia unggul dari berbagai aspek. Tidak hanya akademik, tetapi juga kepribadian yang kuat, kepedulian sosial, dan tanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya.
Tidak sendiri, Kemendikdasmen menggandeng Kementerian Dalam Negeri untuk menyukseskan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Kedua kementerian ini segera menerbitkan surat edaran agar program bisa dilaksanakan dengan baik di sekolah.
“Baik di sekolah yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat. Kami berusaha lewat gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat ini dapat membangun generasi Indonesia yang kuat,” ungkap Mu’ti.
Ke depan, Kemendikdasmen akan melakukan kerja sama dengan dinas pendidikan dan mitra-mitra terkait agar gerakan ini terus berkembang. Karena menurut Mu’ti karakter tidak hanya ditanamkan secara teoritik tetapi juga pembiasaan.
“Karakter bukan ditanamkan secara teoritik tetapi melalui pembiasaan. Sehingga nilai-nilai utama dapat terinternalisasi dalam diri anak-anak kita semua. Sehingga harapannya mereka tumbuh menjadi generasi yang hebat. Generasi Emas Indonesia 2045,” imbuh Sekum PP Muhammadiyah itu.
(det/nwk)