Jakarta –
Dua mahasiswa kembar di Departemen Teknik Komputer Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), yakni Muhammad Rasyid Ibenzani dan Muhammad Risyad Ibenzani, diwisuda bareng. Keduanya mengikuti prosesi Wisuda ke-131 ITS pada hari kedua di Grha Sepuluh Nopember ITS, Minggu (13/4/2025).
Si kembar Rasyid dan Risyad tersebut masuk dan lulus kuliah bersama di ITS dalam waktu 4,5 tahun. Perkuliahan di departemen hingga kelas yang sama telah dijalani keduanya sebagai kembar identik.
“Seringkali orang-orang jadi salah membedakan kita juga,” cerita Risyad yang lahir setelah Rasyid, dikutip dari situs resmi ITS, Selasa (15/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kekompakan putra kembar dari pasangan Ibenzani dan Inayatul Wahyuni ini pun telah tercermin dalam kehidupan selama perkuliahan. Si kembar asal Tangerang tersebut mengaku sering berada dalam satu kelompok hingga belajar bersama. Dukungan emosional dan mental pun tak lupa saling diberikan kakak dan adik ini dalam mengemban ilmu.
Namun untuk menempuh pendidikan di departemen yang sama rupanya bukanlah hal yang direncanakan sebelumnya. Keduanya sempat memilih beberapa pilihan yang berbeda, tetapi akhirnya tetap ditakdirkan diterima bersama di Departemen Teknik Komputer ITS.
“Dari awal saya memang milih departemen ini. Berbeda sama kakakku yang ada beberapa pilihan lain,” ungkap Risyad.
Meski begitu, rupanya masa kecil keduanya memang telah banyak membentuk mereka untuk mencintai bidang ilmu yang berkaitan dengan perangkat keras dan lunak itu. Gim dan komputer adalah teman bagi keduanya kala itu.
“Karena kita kadang dibatasin sama gim. Jadi suka mengotak-atik komputer untuk cari tahu,” tutur Rasyid.
Bukan hanya gim dan komputer, kembar beda 15 menit tersebut rupanya juga memiliki hobi menggambar. Ketiga kegemaran tersebut pun mengarahkan keduanya pada berbagai hal yang mendukung minatnya. Mulai dari mengikuti aktivitas Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) ITS Foreign Language Society (IFLS) dalam menggambar hingga kegiatan magang dan tugas yang mengarah pada hal tersebut.
Tak hanya itu, keduanya juga memiliki topik tugas akhir (TA) yang masih selaras, yakni mengenai pembuatan aplikasi yang memudahkan pengguna dalam mempelajari dan mengoperasikan sistem multi-robot. “Perbedaannya saya lebih kepada bentuk dunia asli dengan robot, sedangkan Risyad yang lebih kepada lingkungan simulasinya yang dibuat,” jelas sang kakak.
Meski memiliki banyak kesamaan, keduanya juga tetap memiliki bidang spesifik yang diminati masing-masing. Rasyid lebih tertarik dalam pengembangan perangkat lunak. Sedangkan Risyad lebih tertarik pada pengembangan perangkat keras.
Pada jenjang berikutnya, si kembar kelahiran Medan, 18 Mei 2003 tersebut pun telah menentukan target masing-masing setelah dinyatakan lulus. Risyad yang ingin berkarier di bidang robotik, merasa bahwa melanjutkan pendidikan S2 merupakan pilihan yang tepat baginya. Berbeda dengan Rasyid yang telah berpikir untuk bekerja di perusahaan yang berkaitan dalam pengembangan gim.
(nwy/pal)