Jakarta –
Hampir semua perusahaan yang menerima lulusan IPB University mengaku sangat puas. Hanya saja penguasaan bahasa asing alumni masih dinilai lemah.
Hal itu diungkapkan Rektor IPB University, Arif Satria dalam Sidang Paripurna Terbuka Majelis Wali Amanat (MWA) IPB University, Rabu (15/1/2024) yang disiarkan secara langsung lewat kanal Youtube IPB TV.
Arif memaparkan user satisfaction index atau indeks kepuasan perusahaan yang menerima lulusan IPB University sebesar 84,4. Artinya perusahaan tersebut sangat puas dengan kinerja alumni IPB University.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepuasan tersebut terutama atas faktor keahlian berdasarkan bidang ilmu, penggunaan teknologi informasi, dan kerja sama tim yang ditunjukkan para alumni.
“Namun ada hal yang dianggap lemah, yaitu penguasaan bahasa asing,” kata guru besar bidang ekologi-politik IPB University itu.
Sebagai solusi, Arif menyatakan akan memaksa mahasiswa untuk menguasai bahasa asing dengan standar tertentu. Ia mengaku telah menyiapkan aturan yang menjamin lulusan IPB University menguasai bahasa asing dengan baik.
Salah satunya, peraturan rektor untuk skor minimal ujian kemampuan berbahasa Inggris yang harus dimiliki para calon alumni.
“Sebentar lagi peraturan rektor keluar untuk lulusan IPB wajib minimum TOEFL. Kita memaksa mahasiswa untuk menguasai bahasa asing dengan standar tertentu. Kalau TOEFL tidak tercapai, IELTS atau indikator apapun, maka tidak bisa lulus,” ujarnya.
Ia pun menyadari akan ada masalah lain yang bisa berpotensi mengiringi aturan tersebut. Ada kekhawatiran standar penguasaan bahasa asing itu menyebabkan masa kelulusan mahasiswa akan bertambah panjang.
“Lulusnya lama dong. Ini yang menjadi PR kita bagaimana agar ekses dari kebijakan ini bisa diminimalkan. Sekaligus menjamin lulusan IPB punya kemampuan bahasa asing yang bagus,” ujar Arif.
Ia melanjutkan, “Mohon dimaklumi kalau kebijakan ini terpaksa diambil. Karena ini kebijakan berbasis survei bukan karena keinginan dekan atau rektor.”
Hasil Tracer Study Alumni S1-D3 IPB 2023
Dalam kesempatan itu, Rektor IPB University juga mengungkapkan hasil tracer study lulusan S1 dan D3 tahun 2023 yang berjumlah 4.018 orang. Sebanyak 88% lulusan mengisi tracer study tersebut.
Rektor IPB University, Arif Satria mengungkapkan dari 88% alumnus tersebut sebanyak 85 % lulusan bekerja, berwirausaha, dan melanjutkan studi. Rinciannya 65% bekerja, 15,6% melanjutkan studi, dan 4,2% wirausaha.
“Hanya 15% yang belum mendapatkan pekerjaan setelah 6 bulan lulus,” ujar Arif.
Bagi alumni yang telah bekerja sebanyak 87,57% hanya menunggu kurang dari 6 bulan. Separuh dari lulusan yang telah bekerja bertugas di Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah.
Kemudian bekerja sebagai pegawai di instansi pemerintah sebanyak 12% dan 9% di perusahaan swasta nasional/internasional.
Arif juga mengungkapkan penghasilan lulusan D3/S1 yang bekerja rata-rata Rp 5.357.186 per bulan. Namun yang tertinggi mencapai Rp 60 juta per bulan. “Ini pekerjaan yang luar biasa mendapat penghasilan Rp 60 juta. Dosen dan rektornya kalah,” katanya.
Sementara yang melanjutkan studi sebanyak 88,9% tetap kuliah di IPB University, 7% di luar IPB, dan 4,1% di luar negeri. Sebanyak 54,3% dari jumlah tersebut melanjutkan studi dengan dukungan beasiswa.
Adapun yang memilih untuk berwirausaha sebanyak 65,2% berposisi sebagai founder sisanya sebagai co-founder. Modal usaha untuk membuka usaha hanya 6,5% yang berasal dari investor.
“Ke depan kita harus training lagi agar bisa mendapat kepercayaan investor. Sehingga porsi modal usaha dari investor jauh lebih tinggi” ujar Arif.
(pal/nwk)