Jakarta –
Sekolah Rakyat adalah sekolah berasrama gratis jenjang SD-SMA bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu. Sekolah Rakyat dirancang untuk memutus rantai kemiskinan.
Sementara itu, data Badan Pusat Statistik menunjukkan jumlah pekerja anak di Indonesia pada 2023 mencapai 1,01 juta jiwa. BPS menyatakan angka tersebut setara dengan 1,72% dari total anak-anak di Indonesia usia 5-17 tahun.
Siswa Sekolah Rakyat Tidak Boleh Bekerja
Merespons potensi calon siswa Sekolah Rakyat adalah anak-anak miskin yang bekerja, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menegaskan siswa Sekolah Rakyat tidak boleh bekerja. Selama menjadi peserta didik Sekolah Rakyat, siswa akan belajar penuh waktu di sekolah secara gratis dan tinggal di asrama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Nggak boleh kerja, full udah ditanggung oleh pemerintah,” ucap Gus Ipul di sela kegiatan Desk Sekolah Rakyat di TMPN Kalibata, Jakarta, Kamis (17/4/2025).
![]() |
Ia menambahkan siswa Sekolah Rakyat juga disediakan makanan, seragam, alat sekolah, dan keperluan lain.
“Jadi sesuai arahan Presiden. Sekali lagi ya, ini adalah gagasan Pak Presiden. Jadi semua yang kita lakukan ini dalam rangka menerjemahkan apa yang menjadi arahan Presiden. Nah untuk itu perlu kami sampaikan sesuai arahan Presiden, bahwa semua murid yang di sini pembiayaannya ditanggung oleh negara. Mulai dari makan, permakanan, kemudian juga seragam, alat-alat sekolah, dan keperluan-keperluan lainnya,” jelasnya.
“(Seperti apa seragamnya) belum sampai di sana. Tapi diharapkan nanti pada saat sekolah mereka juga bisa berseragam,” sambungnya.
Pendidikan 24 Jam
![]() |
Gus Ipul mengatakan, kurikulum Sekolah Rakyat masih dimatangkan. Berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) No 8 Tahun 2025, penyiapan dan penyusunan kurikulum Sekolah Rakyat berlandaskan pada sekolah formal dan sekolah karakter dilaksanakan oleh Kemensos, sedangkan yang berlandaskan sekolah formal dilaksanakan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
Adapun kurikulum pendidikan agama untuk pembentukan karakter disiapkan Kementerian Agama (Kemenag).
“Kurikulumnya terus terang sedang dimatangkan. Tapi sederhananya ini ada sekolah formal dengan kurikulum formal plus-plus. Dan yang kedua nanti pendidikan karakter. Karena pendidikannya selama 24 jam,” ucapnya.
(twu/nwy)