Jakarta –
Kebijakan kerja paruh waktu wajib di Institut Teknologi Bandung (ITB) diwacanakan diterapkan bagi mahasiswa yang mendapat pengurangan Uang Kuliah Tunggal (UKT). Mahasiswa dengan UKT di bawah Rp 12,5 juta per semester ini diminta berkontribusi balik ke kampus dengan wajib kerja paruh waktu tanpa diupah.
“Dirdik (Direktur Pendidikan) ITB menganggap bahwa kerja paruh waktu sebagai kontribusi, bukan eksploitasi, dan tidak akan diberi upah sebagai tanda terima kasih ke ITB,” kata Ketua Kabinet Keluarga Mahasiswa ITB (Kabinet KM ITB) Fidela Marwa Huwaida dalam keterangan resmi usai audiensi dengan Direktur Pendidikan (Dirdik) ITB Dr Techn Ir Arief Hariyanto pada Rabu (25/9/2024).
Fidela menambahkan, Dirdik ITB menyebut kebijakan wajib kerja paruh waktu bagi mahasiswa sudah dibandingkan dengan praktik di beberapa universitas, termasuk National University of Singapore (NUS).
Lantas, apakah mahasiswa di NUS dan kampus mancanegara lainnya yang menerima bantuan keuangan kampus juga kerja paruh waktu wajib dan tidak diupah? Simak rangkuman di bawah ini dari masing-masing laman kampus.
Skema Kerja Paruh Waktu di NUS
Dikutip dari laman National University of Singapore, salah satu skema bantuan keuangan NUS bernama Work Study Assistance Scheme. Skema ini dapat ditawarkan sebagai komponen bantuan keuangan dari kampus bagi mahasiswa S1 NUS lintas negara yang terbatas secara ekonomi.
Work Study Assistance Scheme NUS dibuka untuk menyokong keuangan mahasiswa lewat kerja paruh waktu. Para mahasiswa penerima bantuan skema Work Study Assistance Scheme diprioritaskan untuk mendapatkan pekerjaan paruh waktu.
Work Study Assistance Scheme NUS berbeda dengan NUS Student Work Scheme (NSWS). Work Study Assistance Scheme NUS diperuntukkan bagi mahasiswa penerima bantuan keuangan dari kampus untuk mendapat tambahan pemasukan sehingga meminimalisasi sisa beban utang kuliah saat lulus.
Sedangkan NSWS dibuka untuk mahasiswa NUS yang ingin mandiri dan memperoleh pengalaman kerja di kampus.
Peminat Work Study Assistance Scheme NUS mendaftar di NUS TalentConnect untuk mengakses lowongan kerja paruh waktu, proyek, magang, dan kerja pascalulus. Lowongan ini disediakan oleh perusahaan mitra lintas industri maupun departemen-departemen di kampus.
Skema Kerja Paruh Waktu di TU Thailand
Thammasat University (TU), salah satu universitas negeri di Thailand, membuka program kerja paruh waktu di sejumlah sekolah/fakultasnya. Skema beasiswa kampus ini dibuka untuk mahasiswa yang mengalami kesulitan atau perubahan kondisi ekonomi.
Pridi Banomyong International College (PBIS) TU membuka pendaftaran program kerja paruh waktu Work-Study bagi mahasiswa sepanjang tahun. Mahasiswa diberi upah 50 baht atau Rp 23 ribu per jam.
Sedangkan di School of Global Study (SGS) TU, Work Study Program dibuka untuk mahasiswa tahun ke-4 dengan keterbatasan keuangan. Mahasiswa program Work Study dapat bekerja maksimal 20 jam per bulan dengan dibayar.
Skema Kerja Paruh Waktu di UC Berkeley
University of California (UC) Berkeley, Amerika Serikat membuka program kerja paruh waktu Work Study Program bagi mahasiswa yang menerima bantuan keuangan dari kampus dengan komponen kerja-kuliah.
Mahasiswa pekerja paruh waktu UC Berkeley akan mendapat upah untuk membayar sisa biaya kuliahnya sehingga tidak perlu berutang ke student loan.
Mahasiswa penerima bantuan pendidikan UC Berkeley mengecek daftar lowongan kerja di Student Portal to the Work-Study Management System (WSMS). Mahasiswa dapat memilih kerja untuk kampus atau perusahaan mitra kampus.
Skema Kerja Paruh Waktu di UC Davis
Work Study di UC Davis, AS dibuka bagi mahasiswa S1 dan pascasarjana dengan keterbatasan ekonomi. Mahasiswa akan diberi upah per jam sebagai tambahan pemasukan untuk dapat membayar sisa uang kuliah yang harus dibayarkan. Mahasiswa UC Davis bersangkutan dapat dibayar oleh kampus maupun pemerintah dengan dana federal.
Skema Kerja Paruh Waktu di Stanford
Federal Work-Study (FWS) Pogram di Stanford University diperuntukkan bagi mahasiswa dengan bantuan keuangan dari kampus yang memiliki komponen FWS dalam poin beasiswanya. Para mahasiswa akan dibayar oleh dana pemerintah federal AS.
Para mahasiswa FWS Stanford akan diberitahukan maksimal dana yang akan didapatkan dalam 1 minggu setelah pendaftaran. Mereka juga akan menerima rekening gaji untuk kerja paruh waktunya.
Mahasiswa yang eligible untuk mengikuti FWS juga bisa mendaftar ke bentuk kerja Community Service FWS (CSFWS).
Kata ITB soal Kerja Paruh Waktu Wajib
Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB Dr Naomi Haswanto MSn mengatakan, kerja paruh waktu merupakan bagian dari sistem bantuan keuangan mahasiswa Financial Aids System (FAS) ITB. Sistem ini menurutnya dibuat komprehensif dan berorientasi pada pengembangan karakter mahasiswa.
“Sistem ini, yang kami sebut Financial Aids System, bertujuan untuk menyatukan berbagai sumber daya dan program bantuan keuangan yang sudah ada di ITB,” kata Naomi dalam keterangan resmi yang diterima detikEdu, Rabu (25/9/2024).
Ia merinci, program bantuan keuangan ITB antara lain beasiswa dan keringanan UKT, hibah (grant), program kerja paruh waktu, kemitraan, dan bantuan keuangan lainnya. Program ini juga meliputi layanan pendukung seperti konseling keuangan (financial literacy), workshop dan seminar, serta informasi & sosialisasi.
“Sistem ini sejalan dengan tujuan pendidikan ITB, yaitu mendidik mahasiswa yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memiliki karakter kuat, memiliki daya juang, adaptif, berintegritas, dan rendah hati,” sambungnya.
Sebelumnya, Direktorat Pendidikan ITB merilis pemberitahuan kerja paruh waktu wajib pada mahasiswa ITB penerima pengurangan UKT via surel. Disebutkan dalam surel tersebut, mahasiswa yang menolak kerja paruh waktu wajib akan dievaluasi status beasiswa UKT-nya.
“Mahasiswa sekalian, ITB membuat kebijakan kepada seluruh mahasiswa ITB yang menerima beasiswa UKT, yaitu beasiswa dalam bentuk pengurangan UKT, diwajibkan melakukan kerja paruh waktu untuk ITB. Kebijakan ini adalah untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa penerima beasiswa UKT, berkontribusi kepada ITB,” bunyi surel tersebut.
“Mahasiswa penerima yang tidak mengisi data akan dievaluasi status beasiswa UKT-nya,” sambung pengumuman tersebut.
(twu/nwk)