Jakarta –
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2024 di sebuah SMP Swasta di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tidak ramai seperti sekolah lain. Pasalnya, SMP tersebut baru menerima satu murid per Senin (15/7/2024).
Sekolah tersebut adalah SMP Yayasan Pendidikan (YP) di Murtigading, Sanden, Bantul. Letaknya sekitar 27 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, tempat sekolah-sekolah terbaik di DIY berasal.
Kepala SMP YP Sanden, Krisna Agam Prasetya, mengklaim bahwa kondisi ini akibat adanya sistem zonasi. Menurutnya, sistem zonasi membuat banyak murid akhirnya memilih untuk mendaftar di SMP negeri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kalau penyebabnya kemungkinan karena zonasi ya, jadi warga sekitar malah ke (SMP) negeri semua. Padahal di sini murid tidak bayar SPP bulanan, mereka hanya bayar uang ujian dan itu pun saat sudah kelas 9,” ucapnya dalam detikJogja, dikutip Jumat (19/7/2024).
Bukan Hanya Terjadi Tahun Ini Saja
Krisna mengatakan bahwa jumlah murid kelas 7 sangat-sangat minim. Maka dari itu, pendaftaran masih dibuka.
“Jadi untuk kelas 7 memang hanya ada satu murid saja. Karena itu kita tetap membuka pendaftaran hingga saat ini,” jelasnya.
Mirisnya, kondisi SMP YP Sanden hanya mendapatkan satu murid, bukan hanya sekali ini terjadi. Pasalnya, pada tahun lalu, sekolah yang berada di Kabupaten Bantul ini juga mengalami hal serupa.
Bahkan, pernah dalam kondisi jumlah murid kelas 9 hanya lima orang dan kelas 7-8 masing-masing satu murid.
“Tahun lalu kami juga hanya menerima satu siswa saja. Jadi untuk jumlah murid kelas 9 itu lima orang, kelas 8 satu murid dan kelas 7 sementara ini hanya satu orang, total seluruh murid ada 7 orang,” ungkap Krisna.
Meski kekurangan murid, Kepala SMP YP Sanden mengaku kegiatan belajar mengajar di SMP YP Sanden tetap berlangsung. Ia juga berharap jumlah murid di SMP YP Sanden bisa mengalami peningkatan.
Disdikpora Baru Mengetahui dan akan Mendalami Informasi
Terkait kondisi yang dialami SMP YP Sanden, Kepala Disdikpora Bantul Nugroho, Eko Setyanto, mengaku baru mendapatkan informasi.
Ia mengatakan baru tahu jika sekolah tersebut hanya mendapat satu orang murid selama PPDB. Langkah selanjutnya, pihak Disdikpora dikatakan bakal segera melakukan pendalaman.
“Saya malah baru mendapatkan informasi dari njenengan (Anda) ini. Nanti kita dalami dulu permasalahannya apa, kalau memang karena zonasi ya tetap dalami agar penyebabnya itu pasti,” ujarnya.
Nugroho juga mengatakan akan melakukan evaluasi terkait PPDB. Tujuannya adalah agar kejadian di SMP YP Sanden tidak terulang kembali.
“Selain didalami sekaligus nanti kita lakukan evaluasi terkait PPDB tahun ini,” pungkasnya.
(faz/nwy)